Kamis 20 Mar 2025 19:09 WIB

Menhut Resmikan Kawasan Rehabilitasi dan Konservasi Orang Utan Nyaru Menteng

Perbaikan kondisi lingkungan di Kalteng krusial, terutama dalam mengatasi karhutla.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengantar orang utan ke Wekola.
Foto: Kemenhut
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengantar orang utan ke Wekola.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni meresmikan sekaligus meninjau Kawasan Rehabilitasi dan Konservasi Orang Utan Nyaru Menteng dan Mengantar Orang Utan Berangkat ke Sekolah Hutan, di Nyaru Menteng, Kota Palangka Raya, Kamis (20/03/2025).

Peresmian dan peninjauan didampingi Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Satyawan Pudyatmoko, staf ahli Menteri Kehutanan Bidang Hubungan Antar Lembaga Fahrizal Fitri, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng Agustan Saining, dan Ketua Yayasan Penyelamatan Orang Utan Borneo Jamartin Sihite.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Menteri Kehutanan, Wakil Gubernur Kalteng, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalteng serta Ketua Yayasan Penyelamatan Orang Utan Borneo.

Saat mengantar Orang Utan Berangkat Ke Sekolah Hutan, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengapresiasi kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti Yayasan BOS menjadi kunci keberhasilan dalam misi mulia ini.

“Apa yang dikerjakan BOSF dan beberapa LSM sangat luar biasa sekali. Saya tersentuh, ada sekelompok orang yang mendedikasikan dirinya untuk kebaikan hutan sekaligus keanekaragaman hayati terutama Orang Utan," kata Menhut.

Menhut menambahkan, langkah tersebut memotivasi untuk menjaga alam dengan lebih baik dan menjaga hutan menjadi lebih lestari sehingga orang utan dan satwa lainnya dapat hidup normal di rimba raya yang merupakan rumah mereka.

Ia mengingatkan, segala sesuatu yang dilakukan terhadap rehabilitasi dan konservasi orang utan apapun itu, agar di cari titik yang benar-benar baik untuk semuanya.

“Pembangunan tak boleh berhenti, hutan tetap lestari dan kesejahteraan rakyat itu pasti, ketiga elemen ini harus kita manage sedemikian rupa karena kesejahteraan rakyat itu penting tetapi bagaimana kesejahteraan itu tidak mengganggu orang hutan dan tidak mengganggu pembangunan," pungkasnya.

photo
(Kemenhut)

Wakil Gubernur Edy Pratowo mengatakan, pemprov mengapresiasi peran Yayasan Penyelamatan Orang Utan Borneo atau lebih dikenal Yayasan BOSF. Menurutnya yayasan ini telah berkiprah di Kalteng dengan membangun Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng sejak 1999 untuk merehabilitasi orang utan dan pusat pendidikan konservasi yang letaknya tak jauh dari tempat ini, yaitu di Hutan Kota Nyaru Menteng Berkah.

Sebagaimana disampaikan Wagub dalam sambutannya saat peresmian yang mengatakan orang utan bukan hanya bagian dari warisan alam, tetapi juga berperan vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis.

Dengan fasilitas yang lebih memadai, semua berharap akan meningkatkan proses rehabilitasi dan konservasi orang Utan yang lebih efektif.

Seusai acara, Wagub mengungkapkan perbaikan kondisi lingkungan di wilayah Kalteng sangat krusial. Terutama dalam mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tidak hanya merusak lingkungan, juga berdampak pada kehidupan satwa liar.

Menurutnya, pemprov akan terus melakukan koordinasi dan mengingatkan agar semuanya bisa terkendali dengan baik sehingga ada keseimbangan dan yang penting pengalaman di tahun-tahun yang lalu bahwa kebakaran itu merugikan semua pihak termasuk habitat populasi orang utan karena rumah mereka di hutan rusak sehingga mereka masuk ke permukiman penduduk.

"Kita ingin membuat Kalteng semuanya bisa lestari, terjaga dengan baik dan menyiapkan tembat belajar kembali ke alam," ungkapnya.

Kuncinya menurut Edy adalah kolaborasi. "Bagaimana semua stakeholders untuk bisa bersatu agar semuanya bisa berjalan dengan baik”, tambahnya.

Ia mengungkapkan untuk pencegahan kebakaran hutan di tahun 2025, pemprov sudah menyiapkan dana Dana Reboisasi (DR) dan dari Pemprov Kalteng dengan jumlah diatas Rp 100 miliar yang disiapkan untuk mencegah karhutla.

Ketua Yayasan Penyelamatan Orang Utan Borneo Jamartin Sihite menjelaskan jenis orang utan yang ada di Nyaru Menteng Kota Palangka Raya adalah Pongo Pygmaeus Wurmbii dengan jumlah lebih dari 100 orang Utan.

“Orang utan yang ada di kawasan ini kebanyakan hasil penyerahan warga yang disampaikan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Di sekolah ini, mereka bisa satu tahun, dua tahun, tergantung kecepatan mereka belajar,’’ katanya.

Ia menambahkan, ada kurikulum indikator-indikator yang harus dicek supaya mereka pindah ke level di atasnya, kalau mereka lulus baru mereka pergi ke pulau orang utan di Pulau Salat dan kalau sudah lulus dari Pulau Salat mereka pergi ke hutan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement