Ahad 10 Sep 2023 23:38 WIB

Pelatihan 'Satai Bandeng' dari Relawan Mak Ganjar Jadi Inspirasi Peluang Usaha di Cilegon

Ini dibuat dari rempah pilihan sehingga menciptakan harmonisasi rasa yang autentik.

Pelatihan pembuatan satai bandeng di Kelurahan Deringo, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Banten.
Foto: Dok. Web
Pelatihan pembuatan satai bandeng di Kelurahan Deringo, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Kelompok relawan Mak Ganjar selalu menggagas kegiatan kreatif dan inovatif guna memikat hati emak-emak di seluruh Indonesia. Pemberdayaan masyarakat khususnya kalangan emak-emak, jadi fokus Mak Ganjar untuk mendorong kemandirian perempuan agar lebih berdaya. Di Banten, relawan Mak Ganjar memberikan edukasi dan pelatihan membuat kuliner lezat "satai ikan bandeng". 

Acara tersebut digelar di Kampung Link. Ciluit, Kelurahan Deringo, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Banten, dengan menghadirkan salah satu pelaku UMKM satai bandeng, Hj Siti sebagai mentor. 

Baca Juga

Koordinator Wilayah Mak Ganjar Banten, Siti Hani mengungkapkan satai ikan bandeng adalah kuliner khas Serang, Banten yang dibuat menggunakan rempah pilihan sehingga menciptakan harmonisasi rasa yang autentik. 

"Kegiatan hari ini membuat sate (satai) bandeng itu kan ciri khas dari kuliner banten ya, nah ini di sini kami kegiatannya di Cilegon Provinsi Banten dan itu permintaan dari emak-emak di sini," ucap Hani, seperti dinukil pada Ahad (10/9/2023). 

Satai bandeng ini terbilang unik. Sebab, daging ikan tersebut dikeluarkan dan dipisahkan dari duri. Lalu, daging dicampur adonan, dimasukkan lagi ke kulit ikan bandeng, dikukus dengan daun pisang, dan kemudian dibakar. 

Kuliner olahan bandeng ini bisa jadi insipirasi peluang usaha bagi emak-emak. Di samping itu, satai bandeng juga memiliki banyak manfaat untuk konsumsi keluarga lantaran kaya akan kalsium, protein dan fosfor. 

"Tujuannya yaitu untuk menginspirasi supaya menjadikan peluang usaha dan juga emak-emak bisa lebih produktif lagi bisa mak membuka peluang bisnis dan juga bisa membantu perekonomian keluarga nih kalau emak-emak bisa berjualan sate bandeng ini," kata dia. 

Modal awal yang diperlukan untuk membuat satai bandeng ini terbilang cukup kecil sekitar Rp30-35 ribu per kilogram berisi 2-4 ekor tergantung besarnya ikan bandeng. 

Hani menegaskan, Mak Ganjar bakal memberikan pendampingan usaha mulai dari desain kemasan hingga pemasaran produk bagi emak-emak yang ingin memulai usaha satai ikan bandeng ini. 

"Kalau dari yang saya tau itu sate bandeng satu kilonya yang isi empat. Satu kilo isi empat jadi si satenya itu dia bikin sesuai berapa kepala ikan bandeng, Satu sate bandeng itu dia jual sekitar Rp25/27 ribu gitu dengan keuntungan satu sate itu kisaran Rp5-7ribu rupiah," ungkap dia. 

"Yang pasti ke depannya juga kita kasih arahan bagaimana sate bandeng ini packagingnya lebih menarik dan juga cara pemasarannya seperti apa dan pastinya bisa melalui media sosial," ujar dia. 

Marfu'ah (41 tahun) salah satu peserta acara tersebut mengatakan pelatihan ini menambah wawasan emak-emak untuk membuat inovasi kuliner dari bandeng serta menumbuhkan semangat berwirausaha. 

"Menarik banget kalau untuk saya, jadi sate bandeng itu biasa dikonsumsi sama orang-orang. Terus kadang-kadang kalau misalkan itu beli juga kalau lagi pengen. Bisa juga buat jualan buat tambah-tambah keluarga gitu bantu-bantu suami di rumah," kata dia. 

Pada kesempatan tersebut, Mak Ganjar Banten juga menyosialisasikan sosok Ganjar Pranowo kepada emak-emak setempat mulai dari figur, dan gaya kepemimpinannya selama memimpin Jawa Tengah dua periode.

Sebelumnya, kelompok relawan yang sama juga menggelar aksi sosial berupa pelatihan membuat camilan kepada kalangan ibu-ibu di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Kali ini, Mak Ganjar menjalin silaturahmi dan bersosialisasi dengan ibu-ibu di Desa Pasuruhan Kidul, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa.

Korwil Mak Ganjar Jateng Panca Susilowati mengatakan dalam kesempatan itu pihaknya juga menggandeng ibu-ibu setempat untuk membuat camilan yang digemari semua kalangan.

“Kami belajar bersama membuat camilan yang banyak digemari yaitu Kue Sakura,” ujar Panca. 

Ia menyebut total ada puluhan mak-mak yang ikut dan bersama membuat camilan yang tentunya memiliki nilai jual. “Ibu-ibu sangat semangat dan antusias sekali dalam pelatihan hari ini,” kata dia, demikian dilansir dari Antara

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement