REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kementerian Pariwisata mendata dan menginventarisasi wisata makanan khas Banten untuk pengembangan potensi wisata kuliner provinsi ini guna dipromosikan di tingkat nasional maupun internasional.
Kepala Bidang Pengembangan Wisata Kuliner dan SPA Kementerian Pariwisata Agustin di Serang, Selasa, mengatakan melalui Fokus Grup Diskusi Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan SPA di Banten, pihaknya ingin menemukan dan mengenal lebih jauh potensi wisata kuliner Banten agar lebih mudah menawarkan kepada wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Pada intinya kita di kementerian ingin memiliki data base kuliner-kuliner khas daera, karena selama ini terbatas informasinya," kata Agustin usai menggelar FGD Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan SPA di Banten.
Dengan adanya database wisata kuliner khas daerah tersebut, kata Agustin, nantinya bisa dipromosikan melalui website sehingga wisatawan akan tahu mengenai kuliner khas daerah yang dikunjunginya.
"Misalnya kita selama ini tahu bahwa gudeg itu dari Jogja, pempek dari Palembang. Nah di Banten ini apa yang menjadi khas daerahnya, misalnya di Banten ada sate bandeng atau rabeg. Sehingga semua orang dibenaknya itu tertaman kuliner khas Banten itu apa,"kata Agustin.
Bahkan, kata dia, seharusnya secara nasional ada makanan khas Indonesia yang menjadi image sehingga orang luar negeri atau wisatawan mancanegara ini tahu ketika datang ke Indonesia ini makanan khasnya apa.
"Misalnya kita tahun makanan Sushi itu dari Jepang atau Tom Yam dari Thailand. Nah Indonesia apa, karena kita ini sangat kaya sekali dengan potensinya. Makanya kita gali dari masing-masing daerah ini kuliner khasnya apa saja," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Proavinsi Banten Eneng Nurcahyati mengatakan terkait dengan potensi kuliner khas Banten yang bisa dibawa ke tingkat nasional tidak bisa diputuskan secara sendiri dari provinsi karena membutuhkan kesepakatan dengan berbagai daerah.
Dengan demikian momentum FGD penyusunan naskah potensi kuliner khas Banten yang difasilitasi Kementerian pariwisata ini menjadi kesempatan yang baik bagi kabupaten/kota dan pelaku industri pariwisata untuk menyampaikan informasi apa saja kuliner Banten yang selama ini dicari oleh wisatawan atau disukai banyak orang.
"Kuliner khas daerah ini harus yang disukai banyak orang, mudah dikenal, dan mudah untuk mendapatkan. Misalnya ketika orang mencari rumah makan rabeg Banten dan satai bandeng, dimana mendapatkannya," kata Eneng Nurcahyati.
Pihaknya meminta Dinas Pariwisata di kabupaten/kota yang memiliki kuliner khas di daerah masing-masing untuk disampaikan ke kementerian sekaligus dengan 'story line'-nya atau cerita singkat mengenai makanan tersebut, termasuk bahan-bahannya dan juga kandungan gizi dari makanan itu.