Senin 21 Aug 2023 07:20 WIB

BI Catat Volume Penggunaan QRIS di Aceh Capai 3,8 Juta Hingga Juli

Target transaksi QRIS Aceh pada tahun ini mencapai 5 juta transaksi.

Pengunjung memindai kode Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada acara Pekan QRIS Nasional 2023 saat Car Free Day (CFD) di Banda Aceh, Aceh, Ahad (20/8/2023). Pekan QRIS Nasional 2023 tersebut merupakan upaya BI mengkampanyekan penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran non tunai di tengah masyarakat dengan target 45 juta pengguna baru dan 1 miliar transaksi QRIS pada tahun 2023 secara nasional.
Foto: Antara/Khalis Surry
Pengunjung memindai kode Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada acara Pekan QRIS Nasional 2023 saat Car Free Day (CFD) di Banda Aceh, Aceh, Ahad (20/8/2023). Pekan QRIS Nasional 2023 tersebut merupakan upaya BI mengkampanyekan penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran non tunai di tengah masyarakat dengan target 45 juta pengguna baru dan 1 miliar transaksi QRIS pada tahun 2023 secara nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Bank Indonesia (BI) mencatat volume transaksi digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Aceh telah mencapai 3,8 juta transaksi hingga Juli 2023. Total target tahun ini adalah sebesar lima juta transaksi.

“Penggunanya paling dominan dari sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah),” kata Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh Irwan Efendi di Banda Aceh, Ahad (20/8/2023).

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikan Irwan di sela-sela acara 'Pekan QRIS Nasional 2023' yang bertujuan untuk sosialisasi kepada masyarakat terkait penerapan sistem pembayaran yang sebelumnya secara tunai agar bisa beralih secara perlahan ke nontunai atau digitalisasi.

Ia menjelaskan, ke depan masyarakat akan hidup di kota-kota yang menerapkan "smart city" sehingga semua hal akan mengedepankan digitalisasi agar lebih mudah dan efisien, termasuk meminimalkan penggunaan fisik uang.

“Tentu (penggunaan QRIS) ujungnya nanti hasilnya akan ada transparansi, akuntabilitas baik bagi pedagang maupun masyarakat,” ujarnya.

Secara nasional, menurut dia, Bank Indonesia menargetkan 45 juta pengguna baru dengan volume satu miliar transaksi QRIS pada 2023. Untuk provinsi berjulukan Tanah Rencong itu, BI menargetkan 275 ribu pengguna baru dan lima juta layanan transaksi.

Untuk mewujudkannya, BI terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mengusulkan agar semua UMKM wajib melakukan sistem pembayaran menggunakan layanan QRIS.

Tak hanya sektor UMKM, penggunaan layanan transaksi nontunai QRIS atau sistem pembayaran secara digital juga akan merambah ke sektor retribusi dan pajak.

“Seperti masuk Pelabuhan Ulee Lheu sudah memakai digitalisasi, e-money, termasuk parkiran. Jadi semakin kita 'cashless' ya, jadi tidak memegang uang tunai lagi, tapi semua jadi digital,” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement