Ahad 20 Aug 2023 11:04 WIB

Bertolak ke Afrika, Jokowi akan Hadiri KTT BRICS di Afrika Selatan

Sebelumnya sempat beredar isu Indonesia pertimbangkan bergabung dengan BRICS.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: tangkapan layar
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Afrika pada Ahad (20/8/2023) siang ini dari Bandara Internasional Kualanamu, Sumatra Utara. Salah satu agenda yang akan dihadirinya dalam kunjungannya ke Afrika, yakni KTT BRICS (Brasil Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) yang akan diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 22-24 Agustus mendatang.

“Dan untuk Afrika Selatan Indonesia diundang dalam KTT BRICS,” kata Jokowi dalam pernyataan pers sebelum keberangkatan.

Baca Juga

Di sela-sela acara KTT BRICS, Jokowi juga diagendakan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan berbagai kepala negara. “Dan tentunya di sela-sela KTT BRICS akan dilakukan berbagai pertemuan bilateral dengan berbagai kepala-kepala negara yang lainnya,” kata dia.

Kendati demikian, dalam kehadirannya di KTT BRICS ini Jokowi tidak menyampaikan apakah Indonesia akan bergabung dalam keanggotaan BRICS.

Sebelumnya, Jokowi sempat menyampaikan pemerintah akan segera memutuskan soal kemungkinan Indonesia akan bergabung dengan organisasi BRICS. BRICS yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan saat ini tengah diramaikan dengan isu penambahan anggota.

“Nanti diputuskan,” kata Jokowi singkat di kawasan GBK, Senin (7/8/2023).

Di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga enggan menyampaikan terkait hal itu. Saat itu, Retno hanya mengungkapkan rencana kunjungan Presiden Jokowi ke Afrika Selatan. “Iya rencananya. Rencananya begitu. Nanti tunggu ya sampai semuanya sudah matang karena kalau persiapan kunjungan kan kita persiapkan dulu, tidak mudah ya teman-teman untuk mempersiapkan kunjungan, tanggal, aktivitas dsb,” kata Menlu Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Saat ditanya apakah dalam kunjungan tersebut ada kemungkinan Indonesia akan bergabung dalam organisasi BRICS, Menlu Retno enggan menjawabnya. Ia hanya menyebut bahwa rencana kunjungan Presiden masih dalam pembahasan.

“Saya sampaikan saya belum dapat menyampaikan karena komunikasi koordinasi terus sedang dilakukan ya,” ujar dia.

Seperti diketahui, ekspansi anggota BRICS akan menjadi salah satu agenda pembahasan utama dalam KTT BRICS di Afrika Selatan nanti. Sejumlah negara pun diketahui sudah mengajukan permohonan keanggotaan ke koalisi ekonomi tersebut.

“Memang, topik perluasan BRICS sudah mendekati agenda utama, termasuk agenda KTT yang akan datang. Ini adalah topik yang sangat penting karena kami melihat semakin banyak negara yang membuat pernyataan tentang niat mereka untuk bergabung dengan grup ini,” ujar Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Selasa (1/8/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Beberapa negara seperti Bangladesh, Ethiopia, Belarusia, dan Aljazair telah mengajukan permohonan keanggotaan ke BRICS. Duta Besar Rusia untuk Mesir Georgy Borizenko juga mengeklaim bahwa Kairo sudah resmi mengajukan permohonan keanggotaan BRICS.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov sempat menyampaikan bahwa setidaknya sudah terdapat hampir 20 negara yang berupaya memperoleh keanggotaan BRICS. Menurutnya, negara-negara yang berminat bergabung dengan BRICS berasal dari dunia Arab dan kawasan Asia-Pasifik.

BRICS dibentuk pada 2009 atas inisiatif Rusia. Tujuannya untuk mengembangkan kerja sama komprehensif antara negara-negara terkait. Kursi keketuaan BRICS tahun ini dipegang oleh Cina. BRICS kerap dipandang sebagai “kutub perlawanan” terhadap kelompok ekonomi G-7 yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement