Selasa 08 Aug 2023 15:48 WIB

Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Lahirkan Pembelajar Sepanjang Hayat

Kurikulum Merdeka terdapat dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, dalam webinar. Kurikulum Merdeka akan menghasilkan pembelajar sepanjang hayat
Foto: Tangkapan layar
Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, dalam webinar. Kurikulum Merdeka akan menghasilkan pembelajar sepanjang hayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berupaya mentransformasi sistem pendidikan untuk melahirkan generasi unggul yang siap beradaptasi dengan pesatnya perkembangan zaman dan teknologi. Kurikulum Merdeka disebut sebagai sarana bagi pemerintah untuk mencapai target tersebut.    

“Kurikulum Merdeka akan menghasilkan pembelajar sepanjang hayat. Itu kata kunci yang menggambarkan tujuan kita ke depannya dan menghadapi perubahan yang sangat luar biasa,” kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, dalam keterangan pers, Selasa (8/8/2023).

Pria yang kerap disapa Nino itu mengatakan, perkembangan kecerdasan buatan atau AI sangat luar biasa. Agar bisa beradaptasi dengan perubahan, para generasi muda harus dibekali dengan kemauan dan kemampuan untuk terus belajar. Dalam konteks itu, pelajar tidak hanya mempelajari hal-hal baru.

“Tetapi, unlearning juga, jadi membongkar apa yang sudah ada dalam pemahaman kita. Kita harus mempertimbangkan ulang apa yang diyakini,” ujar dia.

Kurikulum Merdeka, kata dia, berupaya untuk melahirkan pelajar Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat terdapat dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam Profil Pelajar Pancasila, terdapat enam kemampuan, karakter, dan kompetensi utama. “Itu sebenarnya adalah skill set, karakter, serta kompetensi yang diperlukan untuk seseorang menjadi pelajar sepanjang hayat,” ujar Nino.

Dalam tahapan implementasi, P5 akan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek. Pendekatan tersebut berbeda dengan pembelajaran berbasis projek pada program intrakurikuler di dalam kelas. Esensi pertama dari project-based learning adalah kemampuan untuk merumuskan masalah.

“Langkah pertama dalam semua project-based learning adalah mendefinisikan terlebih dahulu masalah apa yang mau kita pecahkan. Ini adalah kemampuan yang sangat penting,” kata Nino.

Selain itu, project-based learning itu tentang sebuah proses yang menempatkan pelajar untuk bekerja sama dengan orang lain. Situasi tersebut akan mengasah kemampuan pelajar Indonesia untuk bekerja sama dan berkolaborasi. “Jadi, itu esensinya dari project-based learning,  merumuskan masalah dan pertanyaan. Kemudian, mengalami prosesnya dan belajar untuk mengelola diri dari proses itu,” ujar Nino.

Pada kesempatan terpisah Ketua Kelompok Kerja Implementasi Kurikulum Merdeka Persatuan Guru Nahdlatul Ulama, HM Faojin, mengatakan, Kurikulum Merdeka relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini sehingga implementasinya harus lebih masif. Kurikulum Merdeka juga memberikan keleluasaan bagi para guru untuk memberikan pembelajaran kepada para murid yang disesuaikan dengan ciri khas peserta didik serta sumber daya lingkungan sekolah/madrasah.

"Sekaligus para guru tidak sebatas menyelesaikan kurikulum, tapi berekspresi secara elegan dalam mengembangkan kompetensi siswa," kata Faojin.

Sebagai informasi, Kurikulum Merdeka yang rencananya akan dijadikan sebagai kurikulum nasional pada tahun 2024. Saat ini, tercatat sudah lebih dari 250 ribu satuan pendidikan secara sukarela melakukan pengimplementasian Kurikulum Merdeka di sekolahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement