REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan penghuni Rumah Tahanan (Rutan) KPK Cabang Gedung Merah Putih mengeluhkan kondisi Gubernur nonaktif Papua, Lukas Enembe selama berada di balik jeruji besi. Dia disebutkan sering buang air hingga meludah sembarangan akibat kesehatannya yang terganggu.
Para tahanan menyampaikan keluhan ini ke Tim Penasihat Hukum dan Advokasi Lukas Enembe (TPHALE) melalui surat yang mereka dan tandatangani. Salah satunya yang mengeluhkan kondisi tersebut adalah terdakwa kasus korupsi pengadaan Helikopter AW-101, John Irfan Kenway.
“Tindakan atau perbuatan berikut ini sudah membuat kami warga tahanan MP menjadi tidak nyaman dan juga sangat mungkin menimbulkan bahaya terhadap kesehatan kami, yaitu kencing di celana di tempat tidur, kencing di celana di kursi di ruang bersama, meludah ke lantai atau tempat di mana dia berada,” tulis Irfan seperti dikutip dalam surat tersebut, Jumat (4/8/2023).
Selain itu, Lukas juga disebutkan tidak pernah membersihkan diri setelah buang air besar dan tidur begitu saja di kasur yang kotor, bahkan bau pesing. Hal ini pun membuat para tahanan membantu Lukas, seperti memandikan hingga menyajikan makanan.
Meski demikian, para tahanan mengaku tidak bisa terus melakukan hal tersebut. Sebab, mereka juga memiliki urusan masing-masing yang harus dilaksanakan. “Sudah tidak mungkin untuk menyelesaikan hal di atas,” tegas mereka dalam surat itu.
Kondisi ini juga membuat para tahanan berharap agar Lukas mendapatkan perawatan dari dokter atau tim medis. Bahkan, jika dinilai perlu, orang nomor satu di Papua itu dibawa ke rumah sakit.
“Izinkan kami untuk sibuk dengan persoalan kami masing-masing yang sudah sangat berat kami rasakan dan tidak lagi diganggu perasaan bersalah oleh karena kami merasa membiarkan Bapak Lukas Enembe dengan segala keterbatasan. Izinkan kami hidup sehat di ruang tahanan MP (Merah Putih),” ungkap mereka.