REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fraksi PKS DPR melalui Ketua Fraksi, Jazuli Juwaini, mengecam keras pembakaran masjid dan pembunuhan seorang imam di India. Tindakan tersebut merefleksikan ekstremitas dan intoleransi nyata, serta pelanggaran hak asasi manusia.
"Fraksi PKS meminta Pemerintah India untuk mengatasi konflik, memproses hukum para pelakunya, dan menjamin keselamatan umat Islam dan rumah ibadahnya," kata Jazuli, Kamis (3/7/2023).
Sebuah masjid dibakar dan seorang ulama (imam masjid) tewas dalam bentrokan agama yang pecah di Negara Bagian Haryana, India tepatnya di Distrik Nuh berbatasan dengan Gurugram dengan penduduk mayoritas Muslim. Selain itu, toko-toko dan restoran yang umumnya milik Muslim juga dirusak dan dibakar sekelompok orang (31/7).
Fraksi PKS, menurut dia, mendesak Pemerintah India untuk mengambil sikap dan tindakan tegas terhadap para pelaku. Mereka juga harus melindungi umat Islam India dari kekerasan, kekejaman, dan persekusi. "Tindakan tersebut sama sekali tidak mencerminkan bangsa yang beradab dan bermartabat," ujar Anggota Komisi I Dapil Banten ini.
Fraksi PKS juga meminta agar Pemerintah Indonesia bersikap proaktif mengingatkan India, bahwa hal yang terjadi pada umat Islam di India bisa mengganggu ketertiban dan perdamian dunia serta menyulut solidaritas dunia internasional. India harus mencontoh Indonesia yang umat beragamanya hidup berdampingan secara damai dan penuh toleransi.
”Fraksi PKS meminta Pemerintah Indonesia proaktif melaksanakan amanat Konstitusi ikut melaksanakan ketertiban dunia, menyuarakan solidaritas umat Islam Indonesia atas kekerasan dan tindak diskriminatif yang menimpa saudara Muslim di India. Panggil Dubes India dan sampaikan keprihatinan dan sikap tegas Indonesia," katanya memaparkan.
Pemerintah, lanjut Jazuli, juga perlu melakukan langkah-langkah tegas sesuai hukum internasional melalui organisasi internasional khususnya PBB serta aktif membawa permasalah Muslim di India ini ke forum-forum internasional. Hal itu dilakukan karena Indonesia cinta ketertiban dan perdamaian dunia serta ingin mewujudkan peradaban dunia yang beradab dan bermartabat.
Dipaparkannya, umat Islam di India kerap mendapatkan persekusi dan diskriminasi, terutama yang dilancarkan kelompok nasionalis Hindu sayap kanan. Tahun lalu, India menghadapi reaksi keras atas pernyataan menghina Nabi Muhammad oleh dua anggota senior dari Partai Bharatiya Janata (BJP) nasionalis Hindu yang telah memerintah negara itu sejak 2014.
Mereka juga meluncurkan kampanye menentang sholat Jumat di beberapa kota. Maret 2023 sebuah masjid dan madrasah yang berusia 100 tahun juga dirusak dan dihancurkan oleh masa Hindutva di Bihar Sharif, India Timur. Lebih dari 4.500 buku-buku Islam termasuk salinan Al-Qur’an di madrasah tersebut dibakar. Tahun 2020 pembakaran masjid juga terjadi di daerah Ashok Nagar, New Delhi yang menewaskan 11 orang. "Setop kekerasan dan diskriminasi terhadap umat Muslim India," kata Jazuli.