Selasa 01 Aug 2023 19:40 WIB

Situs Liyangan di Temanggung Disiapkan Jadi Cagar Budaya Nasional

Situs Liyangan memiliki informasi yang berharga.

Pengunjung memotret bangunan candi yang telah selesai direstorasi di situs Liyangan kawasan lereng gunung Sindoro Dusun Liyangan, Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (11/11/2021). Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah melaksanakan pemugaran sejumlah bangunan bersejarah di situs Liyangan yang merupakan peninggalan Mataram kuno agar bisa utuh menyerupai bentuk aslinya.
Foto: ANTARA /Anis Efizudin
Pengunjung memotret bangunan candi yang telah selesai direstorasi di situs Liyangan kawasan lereng gunung Sindoro Dusun Liyangan, Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (11/11/2021). Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah melaksanakan pemugaran sejumlah bangunan bersejarah di situs Liyangan yang merupakan peninggalan Mataram kuno agar bisa utuh menyerupai bentuk aslinya.

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Situs Liyangan di lereng Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, disiapkan menjadi cagar budaya nasional. Arkeolog senior tim ahli Cagar Budaya Nasional Junus Satrio Atmodjo mengaku telah diberi tugas khusus untuk menyiapkan situs tersebut menjadi level nasional.

"Walaupun adanya di Kabupaten Temanggung, tetapi karena memiliki nilai penting, kami cenderung untuk mengangkat menjadi nasional," katanya di Temanggung, Selasa (1/8/2023).

Baca Juga

Menurut Junus, situs Liyangan memiliki informasi yang berharga. Contoh sederhananya, dari teras-teras batu dan sisa candi, ada informasi peradaban di baliknya.

"Jadi kita ingin mengetahui sebetulnya apa yang menyebabkan daerah ini dipilih sebagai daerah suci atau keagamaan itu sampai orang di abad VII-IX membangun kompleks ini, tentu mereka punya alasan yang kuat dikaitkan dengan sistem kepercayaan waktu itu, terutama agama Hindu yang sifatnya adalah pada pemujaan Dewa Syiwa," katanya.

Menurut Junus, hal itu ditunjukkan dengan ditemukan banyak lingga dan yoni serta ada arca nandi kecil walaupun dalam keadaan rusak. Hal itu memperkuat bahwa agama Hindu Syiwa yang dipuja di sini.

"Di balik itu semua, kita bicara peradaban orang Jawa yang selalu digambarkan dengan Borobudur dan Prambanan di daerah dataran rendah yang kaya dengan padi dan segala macam di daerah subur, orangnya banyak bisa membuat bangunan-bangunan besar," katanya.

Junus menyampaikan ternyata di lereng Gunung Sindoro ini juga ditemukan sisa-sisa dari bangunan besar di suatu kompleks besar. Artinya, dulu penduduknya cukup banyak di sini.

"Dari temuan-temuan yang diperoleh sejauh ini menunjukkan ada hubungan yang kuat dengan Cina, ada keramik-keramik rata-rata abad VIII-IX," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement