Selasa 01 Aug 2023 19:14 WIB

Dukung Penuh Hilirisasi Industri Nikel yang Dilakukan Presiden Jokowi, Ini Kata Ganjar

Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada 2022.

Proses pembakaran bijih nikel (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Proses pembakaran bijih nikel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menyambut baik upaya hilirisasi industri yang digencarkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, hilirisasi industri mampu menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri di bidang ekonomi.

Hal itu disampaikan Ganjar, usai menghadiri Pengukuhan Pengurus DPN Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) 2023-2028 yang diselenggarakan di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta Pusat. 

Baca Juga

"Itu lho sudah ada contohnya, ayo kita kerjakan. Dan kita akan menjadi bangsa yang mandiri dalam bidang ekonomi," ujar Ganjar seperti dilansir pada Selasa (1/8/2023).

Presiden Jokowi yang turut hadir dalam acara tersebut memaparkan, nilai ekspor produk nikel dari hasil hilirisisasi telah mencapai USD33,81 miliar atau Rp504,2 triliun pada tahun 2022. Angka tersebut sebesar naik 745 persen dari nilai ekspor 2017.

Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada 2022. Produksi nikel di dunia diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton pada 2022.

Jumlah itu meningkat 20,88 persen dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 2,73 juta metrik ton. Indonesia menjadi penghasil nikel nomor satu. Total produksinya diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48 persen dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu.

Indonesia juga tercatat sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia pada 2022 yakni mencapai 21 juta metrik ton. Artinya, Indonesia menyumbang 21 persen dari total cadangan nikel global sepanjang tahun lalu.

Dalam membangun hilirisasi industri, Presiden Jokowi menyebut bahwa Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dari proyeksi nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi Indonesia yang mencapai USD545,3 miliar atau sekitar Rp8.128 triliun.

Dari paparan orang nomor satu di Indonesia itu, Ganjar meyakini Indonesia mampu menjadi negara yang berdaulat di bidang ekonomi.

"Jadi banyak yang bisa kita hilirisasi dan dimulai dair nikel ini kita bisa punya nilai tambah yang cukup tinggi," kata Ganjar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement