REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Federasi Senam Israel (IGF) mengingatkan sebuah 'preseden berbahaya' telah ditetapkan menyusul keputusan penolakan atlet senam Israel untuk ikut serta dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 yang digelar di Jakarta pada 19-25 Oktober. Diketahui, upaya banding IGF pun telah ditolak oleh Pengadilan Arbitrase Internasional (CAS).
"Ketakutan terbesar kami adalah keputusan seperti ini akan terus berlanjut dan bisa dijadikan contoh," ujar Sekretaris Jenderal IGF Sharit Senar dikutip Metro UK, Jumat (17/10/2025).
Pekan lalu, Pemerintah Indonesia resmi menolak menerbitkan visa bagi atlet-atlet senam Israel. IGF lalu mengajukan banding namun ditolak CAS lewat keputusan yang terbit pada Selasa (14/10/2025).

Shenar mengatakan bahwa, atlet-atletnya "hanya ingin berpartisipasi" tetapi keputusan penolakan visa oleh Indonesia merepresentasikan "sebuah lantai yang sangat licin" bagi olahraga secara umum.
"Jika itu terjadi di Kejuaraan Dunia Senam, apa selanjutnya? Itu bisa terjadi di disiplin lain, olahraga lain, kompetisi lain. Preseden ini sangat berbahaya," kata Shenar.
Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) telah menolak dua permohonan langkah sementara (provisional measures) yang diajukan oleh Federasi Senam Israel (IGF) terkait partisipasi delegasi Israel di Kejuaraan Dunia Senam Artistik ke-53 (Artistic Gymnastics World Championships) yang akan berlangsung di Jakarta pada 19–25 Oktober 2025.
"Permohonan tindakan sementara yang mendesak telah dipertimbangkan oleh Wakil Presiden Divisi Arbitrase Banding CAS. Kedua permohonan (Israel) tersebut telah ditolak," demikian pernyataan CAS yang dikutip dari laman resmi pada Rabu.
View this post on Instagram