Jumat 28 Jul 2023 08:15 WIB

Ayah Penambang Tertimbun di Tambang Emas Banyumas Berharap Anaknya Selamat

Delapan penambang itu dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang sejak Selasa.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus raharjo
Tim gabungan melakukan operasi penyelamatan terhadap delapan penambang yang terjebak dalam lubang galian tambang emas sedalam 60 meter, di Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (26/7/2023). Upaya penyelamatan terus dilakukan terhadap delapan penambang yang terjebak di dalam lubang galian tambang emas akibat kebocoran sumur yang menyebabkan air menggenangi sumur sejak selasa (25/7/2023) pukul 22.00 wib.
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Tim gabungan melakukan operasi penyelamatan terhadap delapan penambang yang terjebak dalam lubang galian tambang emas sedalam 60 meter, di Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (26/7/2023). Upaya penyelamatan terus dilakukan terhadap delapan penambang yang terjebak di dalam lubang galian tambang emas akibat kebocoran sumur yang menyebabkan air menggenangi sumur sejak selasa (25/7/2023) pukul 22.00 wib.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Empat warga Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor menjadi korban dari delapan orang yang tertimbun di dalam lubang tambang emas rakyat, Desa Pancurendang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Saat ini Pemerintah Desa Kiarasari masih berkomunikasi menunggu hasil perkembangan pencarian korban.

Kepala Desa Kiarasari, Jaro Ahyar, mengatakan pihaknya berkomunikasi dengan tim pencarian di Banyumas. Berdasarkan informasi terakhir yang diterimanya, air yang menggenangi area pertambangan sudah surut.

Baca Juga

“Ya insya Allah kita ini dari Pemdes Kiarasari kita menunggu informasi, karenakan di sana ada warga kita yang tetap memantau kan gitu, kejadian kejadian di sana,” kata Ahyar, Kamis (27/7/2023).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, ketika mendapatkan informasi tersebut pihaknya langsung berkunjung ke rumah empat korban di Desa Kiarasari. Rupanya keluarga korban sendiri telah mendengar kabar mengenai anggota keluarganya.

“Ketika kita lihat sekarang di media sosial juga Alhamdulillahh di saja antusias melakukan proses pencarian. Bahkan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) juga, kita lihat dari semua instansi,” ujarnya.

Ayah salah satu korban, Arbani, berharap putranya yang bernama Marmumin (32 tahun) segera pulang. Putra ketiganya itu telah bekerja sebagai penambang di Banyumas selama sekitar empat bulan.

Arbani mengatakan, sebelum kejadian pada Selasa (25/7/2023), korban sempat melakukan video call sekitar pukul 19.00 WIB atau tak lama sebelum kejadian. “Videocall sama anak-anaknya di sini, kalau sebelum mau masuk dia suka video call sama anak-anaknya. Pas mau masuk bilang ‘sudah dah ya bapak mau kerja’,” kata Marmumin menirukan ucapan anaknya.

Ia menuturkan, terakhir kali bertemu putranya setelah Lebaran Idul Adha 1444 Hijriah pada akhir Juni lalu. Ia berharap putranya yang berencana pulang ke Bogor lagi sekitar Agustus mendatang, agar segera pulang.

“Keluarga maunya selamat, biar cepat-cepat pulang di kampung sendiri,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Kantor SAR Cilacap Adah Sudarsa di Banyumas menjelaskan bahwa Tim search and rescue (SAR) gabungan yang dikoordinasi Kantor SAR Cilacap melakukan upaya evakuasi terhadap delapan orang penambang.

“Delapan penambang itu dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang sejak hari Selasa (25/7/2023), pukul 23.00 WIB, karena tiba-tiba datang air yang menggenangi area pertambangan,” ujarnya.

Ia mengatakan berdasarkan data, delapan penambang yang terjebak itu terdiri atas Cecep Suriyana (29 tahun), Rama Abd Rohman (38), Ajat (29), Mad Kholis (32), Marmumin (32), Muhidin (44), Jumadi (33), serta Mulyadi (40) dan seluruhnya berasal dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement