Selasa 25 Jul 2023 21:53 WIB

Pengamat: Golkar Diterpa 'Angin Puting Beliung'

Ray heran dan bertanya-tanya mengapa saat ini kondisi Airlangga seperti disudutkan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) usai menjalani pemeriksaan di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (24/7/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) usai menjalani pemeriksaan di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (24/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, diperiksa selama 12 jam oleh Kejaksaan Agung (Kejakgung) atas dugaan korupsi CPO. Selain kepada Partai Golkar, perhatian masyarakat turut mengarah kepada sikap Presiden Joko Widodo.

Pengamat politik, Ray Rangkuti mengatakan, ini bukan merupakan angin biasa yang menimpa Partai Golkar. Ia merasa, ini merupakan bencana berupa angin puting beliung karena berasal dari lingkaran Istana. "Karena sumbernya jelas dari lingkaran Istana, baik yang berhubungan persoalan hukumnya maupun persoalan rencana Munaslub, ini bukan angin biasa, ini angin puting beliung," kata Ray kepada Republika, Selasa (25/7).

Baca Juga

Apalagi, Ray menuturkan, yang sudah bersiap untuk terjun mengambil tongkat kepemimpinan ke Partai Golkar bukan orang luar. Tapi, Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia.

Direktur Lingkar Madani itu merasa, saat ini banyak yang penasaran apa alasan Presiden Jokowi yang membiarkan itu semua terjadi. Sebab, angin yang menimpa Golkar hari ini tidak bisa dipungkiri berasal dari Istana. "Apakah pemeriksaan terhadap Airlangga memang direstui Pak Jokowi?" ujar Ray, mempertanyakan.

Selain itu, ia mengaku penasaran apa alasan Presiden membiarkan tindak tanduk dari Luhut Binsar Pandjaitan maupun Bahlil Lahadalia. Mengingat, Ray mengingatkan, keduanya jelas merupakan anak buah Jokowi.

Ray turut mempertanyakan seperti apa kedekatan Airlangga Hartarto dan Presiden Jokowi hari ini. Sebab, sekarang seperti sudah terlihat ada semacam jarak yang mulai memisahkan Airlangga dan Presiden Jokowi.

Padahal, lanjut Ray, Airlangga merupakan orang yang memasang badannya untuk setidaknya dua hal untuk Presiden Jokowi. Pertama soal isu perpanjangan masa jabatan yang Golkar saat itu setuju saja.

"Kedua, soal mendirikan koalisi yang disosialisasikan saat itu untuk menjadi jembatan bagi Ganjar Pranowo sebagai capres," kata Ray.

Apalagi, melihat kedekatan Airlangga-Jokowi beberapa waktu lalu, bahkan setelah Nasdem mulai berjarak. "Itu teka teki yang menurut saya mungkin dalam beberapa waktu ke depan bisa kita lihat," ujar Ray.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement