Jumat 21 Jul 2023 00:02 WIB

Pengamat: PDIP di Ambang Ketidaksolidan Dukungan ke Ganjar

Internal PDIP dinilai tidak sepenuhnya mendukung Ganjar.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo memberikan pengarahan dalam acara pelatihan juru kampanye Ganjar Pranowo di Jakarta, Senin (17/7/2023). Partai pengusung bakal calon Presiden Ganjar Pranowo mengelar pelatihan juru kampanye di tingkat nasional guna memantapkan konsolidasi pemenangan pada pilpres 2024. kegiatan ini juga diharapkan mampu memperkuat kampanye Ganjar Pranowo tanpa harus melakukan tindakan black campaign. Pelatihan jurkam angkatan pertama ini diikuti oleh 300 kaum muda usia di bawah 40 tahun.
Foto: Republika/Prayogi
Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo memberikan pengarahan dalam acara pelatihan juru kampanye Ganjar Pranowo di Jakarta, Senin (17/7/2023). Partai pengusung bakal calon Presiden Ganjar Pranowo mengelar pelatihan juru kampanye di tingkat nasional guna memantapkan konsolidasi pemenangan pada pilpres 2024. kegiatan ini juga diharapkan mampu memperkuat kampanye Ganjar Pranowo tanpa harus melakukan tindakan black campaign. Pelatihan jurkam angkatan pertama ini diikuti oleh 300 kaum muda usia di bawah 40 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad menilai PDIP saat ini berada di ambang ketidaksolidan dalam pengusungan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden. Hal ini karena mulai munculnya riak-riak dukungan segelintir elite PDIP ke bacapres Prabowo Subianto.

Setelah Effendi Simbolon menilai Prabowo layak memimpin Indonesia pada 2024, terbaru ada Budiman Sudjatmiko yang menemui Prabowo.

Baca Juga

"PDIP di ambang ketidaksolidan dalam mendukung Ganjar Pranowo, walaupun tampak di permukaan solid," ujar Andriadi dalam keterangannya, Kamis (20/7/2023).

Andriadi menyebut, sejak awal internal PDIP tidak sepenuhnya mendukung Ganjar sebagai bacapres. Menurutnya, ada suara yang mendukung Puan Maharani untuk capres PDIP 2024.

Namun demikian, hasil survei menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo masuk dalam tiga besar. Sedangkan elektabilitas Puan Maharani sangat rendah.

Karena desakan situasi dan kondisi itulah, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai pemegang hak utama di PDIP menunjuk Ganjar sebagai capres PDIP pada 2024. "Setelah Ganjar ditetapkan sebagai capres, bukan serta merta loyalis dan pendukung Puan Maharani tidak bergerak ke sana kemari, tanpa sepengetahuan PDIP mereka terus bergerak," ujarnya.

Direktur Eksekutif Nusantara Institute Political Communication Studies and Research Centre (PolCom SRC) ini menilai, beberapa kader PDIP yang secara terselubung mendukung Prabowo Subianto disebabkan ketidaksetujuan terhadap pencapresan Ganjar.

"Kita bisa bertanya ketika Ketua Pemenangan Ganjar Pranowo, yaitu Puan Maharani tiba-tiba bertemu dan silaturrahmi dengan Ketua Umum Partai Demokrat AHY, begitu juga ada riak-riak suara muncul di permukaan mendukung Anies - Puan dan fenomena lainnya," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement