Senin 17 Jul 2023 16:34 WIB

Kisah Sukses Berbisnis EO dengan Omset Miliaran, Pasangan Ini Berbagi Kiatnya

Di tengah pandemi, upaya membesarkan EO menjadi sebuah tantangan berat.

Creativewarehouse. Bisnis EO terus membaik pascapandemi.
Foto: Dok. IG
Creativewarehouse. Bisnis EO terus membaik pascapandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan banyak perekonomian, tidak terkecuali di bisnis Event Organizer (EO). Banyak pelaku bisnis EO berguguran lantaran sepinya acara dan sulitnya perizinan. Namun nasib baik justru datang kepada Reza dan Ardilla (Dilla), pendiri Creativewarehouse.  

Saat Covid-19 melanda, bisnis EO yang dikelolanya melejit pesat dengan penyesuaian yang ada saat Pandemi Covid-19. 

Baca Juga

“Mungkin karena kami pemain baru yang muncul di tengah Covid sehingga ide dan konsep masih fresh dan beradaptasi dengan keadaan waktu itu,” kata Reza, saat berbincang pada akhir pekan kemarin. 

Cerita sepasang suami istri ini mendirikan Creatiwarehouse pada tahun 2020 bermodal nekad. Reza yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di dunia event didukung oleh Ardilla yang sudah kawakan di dunia agensi periklanan menawarkan konsep EO yang berbeda.

“Kami lebih menjual ide dan service yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan klien. Jadi kami tidak hanya berbicara mengenai awareness, experience, tapi sampai ke poin sales, yang tentunya pasti dibutuhkan setiap klien. Dengan segmen client menengah ke atas yang menginginkan service taraf atas tapi dengan budget yang fleksibel," kata dia. 

Dengan strategi tersebut mereka mengaku bisa meraup omset milyaran rupiah selama pandemi. Kunci keberhasilan Creativewarehose adalah fleksibilitas pada bujet. Setiap klien menginginkan adanya event meski dalam skala kecil. Hanya waktu itu, terbentur pada peraturan PSBB dan bajet karena bisnis sedang turun. Sementara para pelaku EO lain memilih menutup usahanya karena tidak bisa menutupi biaya produksi. Alhasil buat Reza dan Ardilla ini merupakan celah untuk menjalankan blue ocean strategy dengan cara menciptakan market baru yaitu One Stop Event Organizer.

Kini klien mereka berasal dari berbagai Perusahaan antara lain, Otsuka Group, Kalbe Group, Sinarmas Group, Pegadaian, Wings Group, & berbagai Kementerian serta BUMN.

Sudah Berbisnis dari SMA

Bagi Reza & Dilla dunia  bisnis merupakan dunia yang mereka geluti dari remaja. Berbagai bisnis telah mereka jajal, mulai dari menjual lampu di pinggir jalan dengan penghasilan Rp50 ribu per hari. Hingga usaha fotokopi, manajemen SPG/SPB/Usher, F&B, sampai akhirnya terjun ke bidang agensi periklanan dan event organizer. Selama 10 tahun ini pasangan suami isteri ini mengaku telah merasakan jatuh bangun, bahkan sempat rugi ratusan juta.

 

 

Mendirikan sebuah usaha event organizer tanpa sokongan dana dari investor dan di tengah pandmi bukan hal mudah. Namun pasangan ini memiliki mimpi untuk membuka lapangan pekerjaan terutama bagi teman-temannya. 

“Kami meyakini dengan niat yang baik, hasilnya pasti baik. Banyak teman-teman yang harus kehilangan pekerjaan ketika pandemi sehingga kami memutuskan untuk membantu mereka dengan modal yang ada. Hasilnya seperti yang dialami sekarang. Creativewarehouse berhasil bertahan dan tumbuh pesar dengan rata-rata omsel Rp 500-750 juta per bulan dengan total lebih dari 10 klien,” tandas Reza.

Ke depan, Creativewarehouse terus mengembangkan servisnya, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan klien dari sisi offline event tapi bisa mengkombinasikan service mereka terintegrasi dengan online dan bisa mengembangakan kreatifitas  sesuai dengan keinginan klien.

Di samping itu Creativewarehouse berharap bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas lagi. Karena  dalam satu kali event, mereka bisa memperkerjakan 30-40 orang. Bayangkan jika setiap hari, minimal ada 1 event maka bisa memperkerjakan ratusan orang per pekan.

 

sumber : IG
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement