Sabtu 08 Jul 2023 22:39 WIB

Sesuai Visi Jokowi, RI Harus Gencar Bertransformasi Digital

Masih banyak lapisan masyarakat yang belum tersentuh literasi digital di perdesaan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah warga menunjukkan aplikasi sebagai bentuk percepatan digital yang dicanangkan Presiden Jokowi.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Sejumlah warga menunjukkan aplikasi sebagai bentuk percepatan digital yang dicanangkan Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan percepatan transformasi digital untuk mencapai digital nation sebagai salah satu visi utama masa epemerintahan 2019-2024. Salah satu program yang dicanangkan Jokowi adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM) bertalenta digital.

Untuk mencapai visi itu diperlukan adanya persiapan sumber daya manusia talenta digital dengan meningkatkan SDM dalam aspek literasi digital yang tentunya dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pasalnya, masih banyak lapisan masyarakat yang belum tersentuh literasi digital seperti masyarakat di perdesaan terpencil.

Praktisi digital Universitas Bina Nusantara, Rano Kartono menjelaskan, saat ini, semua perusahaan sedang mencanangkan transformasi digital merupakan visi dan misi, mengubah yang konvensional menjadi digitalisasi. Tujuannya untuk meningkatkan ketangkasan perusahaan, efisiensi operasional perusahaan melalu teknologi. Hanya saja, di balik itu, pengembangan SDM terhadap literasi digital juga harus dikembangkan.

"Semua ini berjalan karena adanya sumber daya manusia yang ada dalam organisasi tersebut. Kita baru mencoba transformasi supaya menuju ke arah yang lebih baik," ujar Rano webinar bertajuk 'Apa Kabar Transformasi Digital di Indonesia' di Jakarta, Sabtu (8/7/2023).

Rano melanjutkan, selain masyarakat desa terpencil, anak-anak dan pelajar termasuk dalam lapisan masyarakat yang masuk dalam kategori belum terjamah transformasi digital. "Itu sebabnya upaya transformasi digital juga penting dilakukan sejak dini dan menyeluruh," ujarnya.

Berdasarkan hasil survei status literasi digital yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) pada 2022 tercatat, Indonesia bernilai 3,54 dari indeks satu sampai lima yang mengacu kepada kerangka digital sebuah negara milik UNESCO. Nilai tersebut menandakan Indonesia dalam kategori literasi digital yang sedang dan belum mencapai literasi digital yang baik.

Kondisi Indonesia yang masih berstatus negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat besar menjadi tantangan tersendiri untuk melakukan transformasi digital secara menyeluruh.

"Kita memang harus bergerak lebih cepat. Kalau negara lain bisa beradaptasi dengan teknologi bisa lebih mudah, kita harus bisa lebih cepat sekaligus menanamkan pondasi di awal agar pemanfaatan teknologi digital ini lebih terarah," kata CEO Leet Media, Addry Danu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement