Sabtu 08 Jul 2023 09:47 WIB

Persoalan JIS Bukan Cuma Soal Rumput Lapangan, GMNI: Nasib yang Digusur Bagaimana?

Sejumlah warga Kampung Bayam belum bisa menempati Rusun.

Suasana Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023). Pemerintah akan merenovasi JIS sesuai dengan standar FIFA agar bisa menjadi salah satu venue penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023. Renovasi yang meliputi akses masuk bus bagi pemain dan pejabat, rumput stadion dan berbagai aspek teknis lainnya tersebut ditargetkan rampung dalam tiga bulan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023). Pemerintah akan merenovasi JIS sesuai dengan standar FIFA agar bisa menjadi salah satu venue penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023. Renovasi yang meliputi akses masuk bus bagi pemain dan pejabat, rumput stadion dan berbagai aspek teknis lainnya tersebut ditargetkan rampung dalam tiga bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polemik renovasi Jakarta International Stadium (JIS) yang mengemuka dalam wacana publik. Menurut Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arjuna Putra Aldino, Jakarta International Stadium (JIS) bukan hanya menyisakan proyek yang tak sesuai dengan standar FIFA. 

Rakyat kecil yang tinggal di Kampung Bayam dan Kampung Bambu yang digusur dengan alasan agar JIS terlihat rapi, bersih, dan menarik. Sampai hari ini mereka masih mencari keadilan," ungkap Arjuna, seperti dilansir pada Sabtu (8/7/2023). 

Baca Juga

Menurut Arjuna, nasib warga eks Kampung Bayam yang digusur saat pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) masih terkatung-katung untuk memperoleh tempat tinggal. Mereka dulu dijanjikan bakal direlokasi ke Kampung Susun Bayam oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. 

Janji itu disampaikan sejak peresmian Kampung Susun Bayam pada Oktober 2022 yang lalu. “Sampai hari ini mereka tidak bisa menghuni Rusun yang dijanjikan," kata Arjuna. 

Arjuna juga meminta para stakeholder tidak hanya membahas kemegahan JIS dan kebutuhan membangun stadion sepak bola bertaraf internasional. Ia meminta juga dipikirkan nasib rakyat yang digusur hanya demi kecantikan, keindahan dan kemegahan JIS. Menurut Arjuna, mereka yang digusur juga warga negara yang berhak mendapatkan keadilan dan haknya. Bukan hanya pecinta bola.

“Di balik keindahan dan kemegahan JIS ada luka rakyat kecil yang digusur. Membangun stadion sepak bola memang meningkatkan popularitas Anies Baswedan selaku eks Gubernur. Tapi meninggalkan jejak yang menyayat rasa keadilan rakyat," ujar Arjuna. 

Untuk itu, Arjuna meminta Presiden Jokowi dapat memberikan perhatian ataupun ikut turut tangan dalam menentukan nasib warga Kampung Bayam tersebut. Presiden bisa memerintahkan Pemprov DKI Jakarta agar warga Kampung Bayam dapat menghuni Kampung Susun Bayam dengan harga terjangkau. Hal ini sebagai bentuk pemulihan hak bagi warga Kampung Bayam yang mengalami penggusuran akibat proyek pembangunan JIS

“Pak Jokowi harus menemui warga korban penggusuran JIS. Kami yakin pak Jokowi bisa menyelesaikan masalah ini. Karena pak Jokowi punya rekam jejak yang baik dalam menangani warga terdampak penggusuran yang mengutamakan dialog dengan warga," kata Arjuna. 

Sebelumnya, kabar soal JIS yang tak layak untuk Piala Dunia U-17 disampaikan sendiri oleh FIFA. Untuk itu, berbagai instantsi terkait pun langsung bergerak melakukan renovasi. 

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengajak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membahas lebih lanjut mengenai nasib warga Kampung Bayam yang masih tinggal tak jauh dari JIS. Hal itu seiring dengan dilakukannya renovasi kawasan JIS dan sekitarnya, menyusul rencana stadion tersebut sebagai venue Piala Dunia U-17.

Sejumlah warga Kampung Bayam yang merupakan warga terdampak pembangunan JIS memang masih menempati lokasi tersebut hingga saat ini. Mereka membangun tenda di sekitar stadion JIS, karena belum bisa menempati Rumah Susun (Rusun) Kampung Susun Bayam yang dibangun. 

Prasetyo meminta pihak-pihak terkait optimal karena perlunya perbaikan secara keseluruhan, baik fasilitas inti dari JIS maupun fasilitas penunjang. Hasil dari renovasi itu, kata dia, bisa berkaca dari kondisi Gelora Bung Karno (GBK) yang terbilang baik.

"Soal Kampung Bayam kita duduk nih antara eksekutif dan DPRD mau diapain sih ini JIS. Kan harus dicari solusinya, tidak mungkin memikirkan ego sana-sini,” kata Prasetyo seperti dilansir dari Antara

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement