Rabu 05 Jul 2023 17:15 WIB

Kepala BNPT Klaim Tren Serangan Aksi Teror di Indonesia Menurun

Serangan teror di Tanah Air sejak 2018 hingga 2022 tercatat 49 kali.

Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel sebelum acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/4/2023). Komjen Pol. Rycko dilantik sebagai Kepala BNPT menggantikan posisi Komjen Pol. Boy Rafli Amar.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel sebelum acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/4/2023). Komjen Pol. Rycko dilantik sebagai Kepala BNPT menggantikan posisi Komjen Pol. Boy Rafli Amar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Rycko Amelza Dahniel menyebut tren serangan aksi terorisme di Indonesia mengalami penurunan.

"Upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan menunjukkan tren positif dengan menurunnya angka serangan teror dari tahun ke tahun di Indonesia," kata Rycko di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (5/7/2023).

Baca Juga

Dinukil dari I-KHub BNPT Counter Terrorism and Violent Extremism Outlook, jumlah keseluruhan serangan teror di Tanah Air sejak 2018 hingga 2022 adalah 49 kali. Pada 2018, tercatat serangan teror terjadi sebanyak 19 kali, lalu 11 kali pada 2019 dan 2020, enam kali pada 2021, dan dua kali pada 2022.

Kendati begitu, Rycko mengatakan tren penurunan tersebut bagaikan teori gunung es. "Situasi ini sesungguhnya adalah keadaan yang terlihat dan muncul di permukaan saja," kata dia.

Oleh karena itu, Kepala BNPT meminta seluruh pihak tidak berpuas diri dan tetap waspada, terlebih terhadap gerakan terorisme yang menyusup ke kehidupan warga. "Kelompok ini mulai mengubah pendekatannya, dari hard menjadi soft approach, dari strategi bullet menjadi ballot," ujarnya.

Lebih lanjut, Rycko mengatakan kesadaran publik dan sinergitas antarpihak penting untuk dibangun sebagai upaya menghadapi ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme. "Kita tidak bisa hadapi paham ekstremisme berbasis kekerasan ini secara sendiri," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, BNPT meluncurkan empat produk pengetahuan berupa hasil analisis dan kajian terkait penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme di Indonesia. Empat produk pengetahuan yang diluncurkan tersebut adalah I-KHub BNPT Counter Terrorism and Violent Extremism Outlook; K-Hub PCVE Outlook; Mid-Term Evaluation RAN PE; dan Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah untuk Melaksanakan RAN PE.

Kepala BNPT berharap agar keempat produk pengetahuan yang diluncurkan menjadi bahan diskusi lanjutan untuk menanggulangi ekstremisme kekerasan yang mengarah pada terorisme di Indonesia.

"Tentunya kami mengharapkan agar kajian analisis tersebut dapat didiskusikan dan mendapatkan feedback yang lebih luas dari berbagai kalangan," imbuh Rycko.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement