Rabu 07 Jun 2023 18:35 WIB

Desa Bojongkulur Minta Normalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas Dipercepat

Warga Desa Bojongkulur ingin agar ada kebijakan pengendalian banjir terintegrasi.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Pengendara melintasi Jalan Kartini di Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/5/2020) dini hari WIB, yang banjir akibat Sungai Cileungsi meluap..
Foto: ANTARA/Suwandy
Pengendara melintasi Jalan Kartini di Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/5/2020) dini hari WIB, yang banjir akibat Sungai Cileungsi meluap..

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Firman Riansyah, bersama Ketua KP2C (Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas), Puarman, menyambangi kembali Komisi V DPR untuk meminta percepatan normalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas.

Langkah itu harus dilakukan dengan membangun tanggul sementara di titik lokasi rawan banjir. Firman mengatakan, sejumlah cara untuk membuat penanggulangan sementara ialah dengan membangun tanggul, penguatan tebing tanpa pembebasan tanah, pengerukan badan sungai, dan jembatan.

"(Kami juga memohon) percepatan normalisasi Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas pada lokasi-lokasi yang dapat dikerjakan tanpa pembebasan lahan," kata Firman di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/6/2023). Dia menjelaskan, aspirasi itu yang disampaikan kepada para wakil rakyat yang duduk di Senayan.

Firman menyebutkan, sejumlah aspirasi masyarakat yang ditipkan kepadanya. Pertama, masyarakat memberikan apresiasi dan mendukung penuh program pengendalian banjir komprehensif yang direncanakan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian PUPR di Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas

Dia melanjutkan, masyarakat meyakini jika desain pengendalian banjir terintegrasi telah terealisasi semuanya, banjir yang kerap melanda Desa Bojongkulur dapat terkendali. Penanganan pengendalian banjir bisa melalui normalisasi sungai, penguatan tebing sungai, dan revetment.

"Termasuk pembangunan tanggul, pengerukan badan sungai, serta pembangunan setu, dan waduk," ujar Firman,

Ketua KP2C, Puarman, mengatakan, saat ini program normalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas masuk tahap studi land acquisition and resetlement action plan (LARAP). Tahapan itu adalah bentuk kajian dampak sosial ekonomi dan penyiapan lahan yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.

"Selanjutnya penyiapan lahan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor dan pekerjaan konstruksi dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui Kementerian PUPR," jelasnya.

Puarman menerangkan, wilayah Kabupaten Bogor yang kerap terdampak banjir Sungai Cileungsi dan Cikeas, bahkan Kali Bekasi, antara lain Perumahan Vila Nusa Indah 1, Vila Nusa Indah 2, Vila Nusa Indah 3, dan Mahkota Pesona. Ada pula belasan perumahan di Kota Bekasi yang juga terdampak kenaikan TMA Sungai Cileungsi, Cikeas, dan Kali Bekasi.

Antara lain perumahan Pangkalan 1A, Pondok Gede Permai, Vila Jatirasa, Kemang Ifi Graha, Komplek Angkatan Laut (AL), dan Jatiasih Indah (PPA). Atas dasar itu, penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh. "Termasuk juga Pondok Mitra Lestari, Jaka Kencana, Depnaker, Pekayon Jaya, Taman Kartini, Puri Nusaphala, dan Mandosi Permai," ucap Puarman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement