REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo tak dibahas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP. Cawapres akan dibahas setelah kerja sama politik antara PDIP dan partai politik lain resmi terbentuk.
Ia mengatakan, masih banyak waktu sebelum menetapkan pendamping Ganjar pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, ia melemparkan jawaban, Agustus mendatang adalah bulan yang keramat.
"Kebetulan masih ada waktu, masih ada waktu bulan Agustus itu bulan keramat. Bulan September itu juga bulan sangat penting. Yang jelas dari arah Ibu, kalau begitu sudah sesuatunya sudah siap, Ibu Mega akan mengumumkan," ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Di samping itu, ia menanggapi 10 kandidat bakal cawapres untuk Ganjar yang disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Dari 10 sosok tersebut, ada nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ia mengatakan, 10 nama tersebut merupakan aspirasi dari rakyat yang ditampung pengurus PDIP di berbagai tingkatan. Namun, jawabannya itu mencakup 10 nama itu, tak hanya spesifik satu sosok saja.
"Jadi, saya tidak menjawab secara khusus (untuk satu nama), kita mencermati seluruh dinamika politik, tetapi kita harus kembali kepada track, rakyatlah pemegang kedaulatan tertinggi. Sehingga kita tidak boleh melupakan kehendak rakyat," ujar Hasto.
Selain enam nama yang sudah diungkap Puan, ia menyampaikan satu sosok lain yang masuk dalam kandidat cawapres untuk Ganjar. Nama tersebut adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Basuki dipandang PDIP sebagai salah satu menteri di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhasil membawa kemajuan di berbagai wilayah. Khususnya pada pembangunan infrastruktur.
"Ada yang mengusulkan Pak Basuki yang oleh Pak Jokowi dikatakan sebagai bapak infrastruktur. Nama-nama ini nanti Ibu Ketua Umum, kemudian setelah ditelaah seluruh aspek, kemudian dialog dengan para ketua umum partai yang lain, terutama Bapak Presiden," ujar Hasto.