Selasa 06 Jun 2023 20:08 WIB

Disebut Gagal Bangun Depok 20 Tahun, PKS: Guru Besar Seharusnya Objektif

PKS bantah gagal bangun Kota Depok dan anggap pernyataan guru besar hanya subjektif.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Bilal Ramadhan
 Banjir di Jalan Arif Rahman Hakim, Depok, Jawa Barat. PKS bantah gagal bangun Kota Depok dan anggap pernyataan guru besar hanya subjektif.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Banjir di Jalan Arif Rahman Hakim, Depok, Jawa Barat. PKS bantah gagal bangun Kota Depok dan anggap pernyataan guru besar hanya subjektif.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Guru besar dari Universitas Indonesia (UI), Prof Hamdi Muluk menyebut pembangunan Kota Depok gagal di bawah kepala daerah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama lebih dari 20 tahun. PKS Depok membantah klaim tersebut.

Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Depok, Ade Supriyatna menyebut Kota Depok kini menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan masa-masa awal berdirinya daerah ini. Pernyataan tersebut sebagai respons atas komentar Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Prof Hamdi Muluk yang menyebut Depok tidak berubah sejak dipimpin kader-kader PKS.

Baca Juga

"Kalau melihat komennya, sangat subyektif berdasarkan perasaan dan pendapat pribadi. Jadi saya menilai tidak dalam kapasitas guru besar yang pastinya punya landasan argumen yang objektif dan ilmiah," kata Ade Supriyatna, Selasa (6/6/2023).

Menurutnya, untuk menilai kemajuan suatu kota harus dilihat dari indikator-indikator yang bisa dipertanggungjawabkan. Seperti dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan hingga gini rasio.

Ade mengatakan, untuk melihat perkembangan Depok bisa membandingkannya antara Depok kini dan Depok masa lalu. Perkembangan itu terlihat dari indikator-indikator seperti IPM hingga pertumbuhan ekonomi.

"Bandingkan Depok awal berdiri hingga sekarang, dari mulai pertumbuhan pendapatan daerah, tingkat IPM, tingkat kemiskinan, dan lain-lain, dapat dilihat pada publikasi pembangunan Depok. Kalau merujuk yang dirasakan masyarakat tercermin dari indeks kepuasan publik dalam hal pelayanan publik, pertumbuhan mulusnya jalan kota dan lingkungan, ruang terbuka dan lain-lain," ujarnya.

Meski begitu, Ade mengklaim Pemkot Depok terus menindaklanjuti setiap masukan dan kritik yang diterima. "Setiap kritik dan masukan terus di-follow up Pemkot Depok untuk menghadirkan pelayanan terbaik kepada warga Depok," katanya.

Sebelumnya, Prof Hamdi Muluk mengaku frustasi dengan kondisi Depok yang dinilainya tidak banyak mengalami perubahan. Karena itu, ia berharap akan muncul sosok pemimpin yang bisa mengubah kondisi kota ini menjadi lebih baik di Pilkada 2024.

"Saya berharap sebagai warga Depok yang sudah frustasi sebenarnya 15 tahun terkahir ini. Harus ada orang, kalaupun bukan Kaesang orang lain lah yang harus mengubah ini," kata Hamdi Muluk kepada Republika.co.id, Jumat (2/6/2023).

Dia menjelaskan, warga Depok telah memberi cukup waktu untuk PKS menghadirkan perubahan di daerah ini. Namun selama hampir dua dekade dipimpin PKS, ia menilai belum ada perubahan signifikan.

"Karena memang cukup 20 tahun kita memberikan kesempatan. Bukan kita nggak fair, waktu awal Nur Mahmudi (Walkot Depok 2006-2016), saya nyoblos buat dia karena saya harap dia mampu membuat perubahan. Dan orang-orang seperti saya (yang merasakan) kan banyak di Depok itu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement