Jumat 02 Jun 2023 15:26 WIB

Presiden Cawe-Cawe, Amien Rais: Jangan Sampai Xi Jinping Marah ke Jokowi

Amien sebut Jokowi melakukan manuver politik karena punya dua tujuan.

Rep: Febryan A/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais menilai Presiden Jokowi cawe-cawe dan mengintervensi gelaran Pilpres 2024 demi memastikan kemenangan capres jagoannya. Menurut Amien, Jokowi nekat melakukan manuver politik ugal-ugalan itu karena punya dua tujuan atau terget politik. 

Tujuan pertama, Jokowi ingin presiden penerusnya adalah sosok yang mau melindungi ia dan keluarganya bila terjadi perkara kasus hukum pasca-lengser.  Kedua, Jokowi ingin memastikan kebijakan politiknya menjadikan Indonesia sebagai negara subordinat China tetap diteruskan.

 

Menurut Amien, jika kebijakan politik itu berubah, maka Presiden China Xi Jinping akan marah kepada Jokowi.  "Jangan sampai Pak De Xi Jinping, Pak De Besar, menjadi murka kepada Pak De Kecil, Pak Jokowi, karena rencana pencaplokan Indonesia secara perlahan oleh Republik Rakyat China menjadi sulit atau terhambat, jangan sampai terjadi," kata mantan Ketua MPR RI itu. 

 

Amien Rais tidak mengungkap bukti soal bukti bahwa Xi Jinping akan marah. Namun, ia meyakini tetap Jokowi melakukan cawe-cawe dalam gelaran Pilpres 2024 demi memastikan capres jagoannya menang. Menurut Amien, Jokowi sebenarnya tak hanya cawe-cawe atau ikut campur, tapi justru sudah mengintervensi gelaran Pilpres 2024. 

 

"Saya lihat Jokowi bukan lagi cawe-cawe, tapi intervensi langsung dengan mengerahkan semua resources yang dia miliki secara ugal- ugalan. Semua aparat di bawah kendalinya dikerahkan untuk mencapai target politiknya," kata Amien. 

 

Amien juga menguraikan bentuk intervensi yang dilakukan Jokowi demi mencapai tujuan politiknya. Salah satunya adalah memperpanjang masa jabatan Firli Bahuri dkk sebagai pimpinan KPK lewat putusan Mahkamah Konstitusi (MK), lembaga yang diketuai oleh adik ipar Jokowi. 

 

Selain itu, lanjut dia, ada pula upaya mengambil alih Partai Demokrat yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Amien meyakini, Moeldoko melakukan hal itu atas sepengetahuan dan seizin Presiden Jokowi. 

 

Amien menyebut semua bentuk intervensi yang dilakukan Jokowi itu sebagai manuver politik berbahaya yang dilakukan tanpa rasa ragu, tanpa malu. Dia pun meminta Jokowi menghentikan manuver politik ugal-ugalan itu. 

 

"Kalau Anda tidak menghentikan manuver politik Anda yang ugal-ugalan itu, saya khawatir anda bisa terjungkal di tengah jalan. Jadi, tugas saya cuma menyampaikan, mudah-mudahan Anda bisa pikirkan," kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu. 

 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuannya dengan para pimpinan media nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/5/2023), merespons suara yang selama ini menilai dirinya cawe-cawe dalam urusan dengan partai politik. Jokowi menegaskan bahwa cawe-cawe yang dimaksudkannya itu adalah dalam urusan yang positif. 

 

"Untuk negara, saya cawe-cawe," ujar Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Senin (29/5/2023).

 

Jokowi mengaku akan cawe-cawe untuk memastikan perekonomian negara berjalan baik. Dia juga menyatakan harus cawe-cawe agar pemilu nanti bisa berjalan secara demokratis. 

 

Ia mengingatkan agar pernyataannya soal cawe-cawe itu tidak disalahartikan. "Jangan terus dianggap saya cawe-cawe urusan politik praktis," kata dia menambahkan. 

 

Termasuk dalam urusan mengundang para pimpinan parpol, ditegaskannya sebagai upaya untuk memastikan negara ini tetap berjalan baik pada masa mendatang. Hal yang disampaikannya dalam pertemuan dengan para pimpinan parpol, kata Jokowi, adalah soal kesempatan emas Indonesia yang tidak boleh dilewatkan. "Tiga belas tahun ke depan sangat menentukan," ujar Jokowi menegaskan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement