Senin 29 May 2023 07:15 WIB

Polisi: Pengendara Moge Tabrak Santri Terancam Tiga Tahun Penjara

Organisasi Harley Davidson Club Indonesia mengaku siap bertanggungjawab penuh.

Sejumlah warga dan santri mencoba menghentikan rombongan moge Harley Davidson yang melintas di Jalan Nasional, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Sabtu (27/5/2023). Seorang santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Abidin diduga menjadi korban tabrak lari rombongan moge.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah warga dan santri mencoba menghentikan rombongan moge Harley Davidson yang melintas di Jalan Nasional, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Sabtu (27/5/2023). Seorang santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Abidin diduga menjadi korban tabrak lari rombongan moge.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS--Kepolisian Resor Ciamis mengaku sudah memeriksa sejumlah pengendara dalam kasus sepeda motor gede (moge), yang menabrak seorang santri di Jalan Raya Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Korban mengalami luka-luka.

"Sejumlah pengendara yang kami identifikasi sebagai saksi sedang dalam pemeriksaan saksi-saksi," kata Kepala Kepolisian Resor Ciamis AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro saat dihubungi melalui telepon seluler di Ciamis, Ahad (28/5/2023).

Baca Juga

Ia menuturkan jajaran Satuan Lalu Lintas Polres Ciamis sudah mendapatkan laporan adanya insiden seorang santri terlibat tabrakan yang diduga dengan pengendara moge di Jalan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Sabtu (27/5/2023) siang.

Pengendara moge setelah terjadi tabrakan terus melanjutkan perjalanannya, dan meninggalkan korban. Korban diketahui mengalami luka dan harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.

Kapolres menyampaikan sampai saat ini jajarannya bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan mengumpulkan bukti serta petunjuk di lapangan. Termasuk melakukan penelusuran rekaman CCTV.

"Hingga kini, kami Polres Ciamis dan Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar masih intensif melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan mengumpulkan bukti-bukti dan petunjuk, termasuk di dalamnya melakukan penelusuran rekaman CCTV," katanya.

Kapolres berharap kasus tersebut bisa secepatnya terungkap, dan mengimbau siapapun yang terlibat dalam insiden kecelakaan tersebut agar melaporkannya ke kantor polisi terdekat, atau langsung datang ke Markas Polres Ciamis. "Saya imbau bagi siapa pun yang terlibat kecelakaan agar melaporkan kepada kantor polisi terdekat," katanya.

Terkait ancaman sanksi bagi pengendara yang melarikan diri setelah kejadian tabrakan, kata Kapolres, perbuatan tersebut merupakan tindakan yang melanggar hukum sesuai Pasal 312 Undang-undang Lalu Lintas Tahun 2009.

Dalam pasal tersebut dijelaskan ancaman hukuman selama tiga tahun penjara dan denda Rp 75 juta. "Perilaku yang melarikan diri dan tidak melaporkan itu dapat dikenakan sanksi sesuai Pasal 312," katanya.

Informasi yang dihimpun, insiden itu bermula ketika korban bernama Yayan salah satu santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Abidin Ciamis mengendarai sepeda motor untuk menuju ATM. Santri asal Kabupaten Kuningan itu terlibat tabrakan yang diduga dengan kendaraan moge dari arah Pangandaran menuju Bandung.

Setelah kejadian itu, korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis karena diketahui mengalami luka pada bagian dada kanan, dan memar di mata sebelah kanan.

Perwakilan dari organisasi Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) melalui Satuan Lalu Lintas Polres Ciamis yang disiarkan kepada wartawan, menyampaikan siap bertanggung jawab penuh dengan kejadian itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement