Selasa 23 May 2023 15:35 WIB

Tingkatkan Perdagangan, Indonesia-Iran Sepakat Tingkatkan Perdagangan

Indonesia dan Iran telah menandatangani preferential trade agreement

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Presiden Iran Ebrahim Raisi (kanan)  berjalan memeriksa pasukan kehormatan bersama Presiden Indonesia Joko Widodo setibanya di Istana Kepresidenan di Bogor, Selasa (23/5/2023). Raisi bertemu dengan presiden Indonesia dalam kunjungan resmi untuk mempererat hubungan kedua negara.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Presiden Iran Ebrahim Raisi (kanan) berjalan memeriksa pasukan kehormatan bersama Presiden Indonesia Joko Widodo setibanya di Istana Kepresidenan di Bogor, Selasa (23/5/2023). Raisi bertemu dengan presiden Indonesia dalam kunjungan resmi untuk mempererat hubungan kedua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Indonesia dan Iran sepakat menandatangani preferencial trade agreement (PTA) dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Republik Islam Iran Seyed Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5). Jokowi berharap, kesepakatan ini bisa meningkatkan perdagangan kedua negara.

"Hari ini Indonesia dan Iran telah menandatangani preferential trade agreement (PTA). Semoga dapat semakin meningkatkan perdagangan Indonesia dan Iran," kata Jokowi dalam pernyataan pers bersama seusai pertemuan.

Baca Juga

Selain itu, kedua pemimpin negara juga membahas terkait pembentukan kesepakatan business to business dan investasi pembangunan di ibu kota Nusantara (IKN).

"Saya dan Presiden Raisi juga menjajaki pembentukan kesepakatan B to B kemudian investasi pembangunan ibu kota Nusantara dan solusi untuk investasi sektor migas," ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi dan Presiden Raisi juga membahas kerja sama bilateral. Di antaranya terkait kesehatan, pilot project untuk telerobotic surgery, pilot project untuk telemedicine, dan kolaborasi alat telemedisin di 11 puskesmas yang telah berjalan.

"Saya juga tadi menyampaikan terkait alih teknologi dan produksi bersama dengan BUMN Indonesia dan kerja sama bioteknologi dan nanoteknologi untuk kesehatan, energi pertanian, dan lingkungan," ujar Jokowi.

Sementara, terkait teknologi sinyal perkeretaapian, Jokowi berharap adanya kerja sama riset bersama serta alih teknologi dan assembly.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono tak menampik saat ini seluruh negara membutuhkan pasokan minyak mentah menyusul adanya kebijakan OPEC+ dan persoalan geopolitik. Melalui PTA yang diteken Indonesia dan Iran akan membuka peluang Indonesia mendapatkan minyak mentah dari Iran.

"Selama ini memang belum ada perdagangan minyak mentah. Namun, untuk produk turunan gas ada. Melalui kesepakatan ini kita membuka peluang untuk perdagangan minyak mentah," ujar Djatmiko dalam konferensi pers, Senin (22/5/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement