Jumat 19 May 2023 18:18 WIB

LSI Denny JA: Anies Punya Sejarah Menang di DKI Meski Kalah di Awal Survei

Masih ada waktu sembilan bulan bagi Anies untuk mendongkrak elektabilitas.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Calon Presiden 2024 Anies Baswedan dalam konferensi pers di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2023).
Foto: Republika Eva Rianti
Calon Presiden 2024 Anies Baswedan dalam konferensi pers di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas capres yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan, terbilang stagnan dari survei-survei terakhir. Namun, sejarah Pilgub DKI 2017 bisa jadi pembelajaran penting.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfarabi, mengatakan, Anies sebagai capres selayaknya mesin yang lambat panas. Dalam satu tahun terakhir, misalnya, elektabilitas Anies memang cenderung tidak berubah dari angka 20 persen.

Baca Juga

Pada Mei 2022 21,4 persen, 21,8 persen pada September 2022, 22,1 persen pada Januari 2023, dan 20,8 persen pada Mei 2023. Walau sudah dideklarasikan oleh Nasdem, disusul Demokrat dan PKS, itu tidak banyak mengubah elektabilitas.

Meski begitu, ia menekankan, masih ada waktu sembilan bulan ke depan. Apalagi, Adjie mengingatkan sejarah Pilkada DKI 2017 saat Anies-Sandi maju melawan Ahok-Djarot dan AHY-Silvy dengan kasus yang hampir sama. "Sama kasusnya, sembilan bulan sebelum pilkada, Pak Anies selalu di posisi ketiga di bawah AHY dan Ahok," kata Adjie, Jumat (19/5).

photo
elektabilitas bakal cawapres menurut survei. - (infografis Republika)

 

Berkaca dari sejarah itu, ia menuturkan, Anies sebagai underdog masih sangat berpotensi lolos ke putaran kedua Pilpres 2024 mendatang. Sebab, sejarah mencatat Anies akhirnya mampu keluar sebagai pemenang di DKI. "Pada akhirnya, Pak Anies lolos putaran kedua dan memenangi Pilkada DKI 2017," ujar Adjie.

Sayangnya, saat ini elektabilitas Anies....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement