Kamis 20 Apr 2023 04:16 WIB

Empat Prajurit TNI Terkonfirmasi Gugur di Tangan Separatis Papua

Keempat prajurit tersebut berhasil dievakuasi ke RSUD Timika.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.
Foto: Istimewa
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Tim Gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri berhasil mengevakuasi para prajurit korban penyerangan kelompok separatisme bersenjata di Pos Mugi-Mam, Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (19/4/2023) waktu setempat.

Kapendam-17/Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman mengatakan, tim evakuasi berhasil menemukan jenazah empat prajurit yang gugur. Satu prajurit yang berhasil dievakuasi termasuk jenazah Pratu Miftahul Arifin.

Baca Juga

“Adapun keempat prajurit yang gugur yang berhasil dievakuasi tersebut yaitu almarhum Pratu A (Arifin), Pratu I, Pratu K, dan Prada S,” kata Kolonel Herman dalam keterangan yang disampaikan kepada Republika di Jakarta, Rabu (19/4/2023) malam.
 
Saat ini, kata dia, empat jenazah para prajurit itu sudah diterbangkan ke RSUD Timika, di Kabupaten Mimika, di Papua Tengah. “Kami mohon dia semoga keempat prajurit yang terbaik yang gugur di medan tugas ini mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Besar. Amin,” begitu kata Kolonel Herman.  
 
Empat jenazah prajurit TNI yang berhasil dievakuasi itu membuat semakin terang terkait jumlah korban anggota militer yang diserang kelompok separatisme bersenjata di Pos Mugi-Mam, pada Sabtu (15/4/2023) lalu.
 
Penyerangan tersebut terjadi setelah pasukan TNI melakukan operasi lanjutan pencarian Pilot Susi Air Kapten Philips Mark Marthen yang sudah dua bulan dalam penyanderaan pemberontak pimpinan Egianus Kogeya dkk. TNI selama ini mengeklaim penyerangan tersebut hanya membawa gugur satu prajurit dari Yonis Rider 321/GT Kostrad.
 
Sementara versi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-PB), markas induk separatisme mengeklaim serangan di Pos Mugi, pada Sabtu (15/4/2023) menewaskan enam prajurit TNI. Sayap bersenjata prokemerdekaan Papua itu juga menyatakan, pada Ahad (16/4/2023) mengeksekusi sembilan serdadu TNI yang berhasil ditangkap dalam penyerangan Sabtu (15/4/2023). Sehingga TPNPB-OPM mengeklaim total TNI yang mereka bunuh berjumlah 15 orang. Selain itu TPNPB-OPM juga merampas sembilan senjata tempur, pistol, dan amunisi milik TNI. 
 
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam siaran pers yang disampaikan kepada Republika, Rabu (19/4/2023) menyampaikan empat jenazah prajurit yang berhasil dievakuasi oleh TNI-Polri tersebut membuktikan bahwa otoritas Indonesia tak benar dalam jumlah anggota militernya yang terbunuh dalam serangan tersebut. “Nyatanya evakuasi TNI mengevakuasi empat jenazah,” kata Sebby.
 
Padahal, kata dia, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sebelumnya menyampaikan hanya satu prajuritnya yang gugur. “Jadi yang pembohong adalah Panglima Yudo Margono,” ujar Sebby.
 
TPNPB-OPM, kata Sebby, juga memiliki data empat jenazah prajurit yang berhasil dievakuasi tersebut. Dalam laporan intelijen yang diterima TPNPB-OPM, kata Sebby, empat korban yang dievakuasi tersebut atas nama Pratu Miftahul Ulum, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan, dan Prada Sukra.
 
Empat prajurit gugur tersebut adalah anggota Yonif Rider 321/GT/13/1 Kostrad yang mati tertembak. Sementara 16 prajurit lainnya, dikatakan Sebby dalam laporan intelijen yang diterima TPNPB-OPM juga berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement