Rabu 12 Apr 2023 14:18 WIB

Airlangga Tegaskan Unsur Koalisi Besar Adalah KIB dan KKIR

Setelah Perindo, kini PSI juga berminat bergabung dengan Koalisi Besar.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha Djumaryo di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (23/8).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha Djumaryo di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengaku pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto merupakan hal yang wajar. Airlangga diketahui bertemu dengan Prabowo di Kantor Kementerian Pertahanan pada Selasa (11/4/2023).

Menurut Airlangga, keduanya memang mendukung terbentuknya koalisi besar. Ia menegaskan, koalisi besar merupakan hasil peleburan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Baca Juga

"Tentunya koalisi besar ini unsurnya adalah KIB dan Koalisi (Kebangkitan) Indonesia Raya sehingga wajar Pak Prabowo selaku pemimpin dari KIR saya dari Partai Golkar dan juga mewakili KIB terus berkomunikasi," ujar Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (12/4/2024).

Ia sendiri baru menerima kunjungan dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Salah satu yang dibahas adalah peluang pembentukan koalisi besar yang terdiri dari partai politik pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Tentu ke depan akan semakin banyak koalisi partai yang bisa menyamakan persepsi, menyamakan ideologi, menyamakan visi, dan misi ke depan. Itu akan lebih baik dalam memproses peraturan perundang-undangan yang sangat diperlukan," ujar Airlangga.

Menurutnya, koalisi besar merupakan hal yang perlu didukung dalam menghadirkan pembangunan jangka panjang. Khususnya dalam melanjutkan program dan kebijakan Jokowi.

"Tentu visi ini menjadi penting untuk dibahas juga oleh koalisi besar, karena ini akan segera masuk ke DPR, periodesasinya adalah di masa sidang ini sampai bulan September. Diharapkan para calon presiden nanti bisa mengacu pada RPJP yang baru," ujar Menteri Koordinator Perekonomian itu.

Usai pembahasan koalisi besar yang dilakukan lima partai politik dengan Presiden Joko Widodo, PDIP berupaya ingin masuk dan menawarkan diri menjadi tuan rumah Koalisi Besar. Padahal PDIP tidak ikut dalam pembahasan Koalisi Besar usai Silaturahim Ramadhan yang digelar di Kantor DPP Partai Amanat Nasional (PAN).

Dalam pertemuan dengan Jokowi itu, ketua umum dari lima parpol turut hadir. Yakni, dari Golkar, Gerindra, PAN, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sebelumnya, Prabowo menanggapi santai ihwal pendapat yang menyebut bahwa pembahasan calon presiden (capres) untuk koalisi besar akan rumit. Menurutnya, pembahasan terkait capres dari wacana koalisi besar bisa saja alot atau bahkan lancar.

"Kalau pengamat memprediksi alot, ya saya kira bisa alot, bisa lancar, ya kan tergantung itikad baik kita semua. Saya kira tidak jadi masalah dan kadang-kadang negosiasi alot pun kalau hasilnya bagus emangnya kenapa," ujar Prabowo di kediamannya, Jakarta, Rabu (5/4/2024).

Prabowo sendiri mengenal baik empat ketua umum partai politik yang hadir dalam silaturahim nasional yang digelar Partai Amanat Nasional (PAN). Termasuk dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

"Saya merasa ini kawan semua, kita merah putih semua, iya kan. Kita tidak usah diragukan lagi mereka, benar tidak. Saya sama teman-teman di PDIP juga, saya kira ya ndak seseram yang kalian berharap mungkin," ujar Prabowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement