Selasa 04 Apr 2023 00:14 WIB

Pakar Politik: Prabowo-Puan Jadi Pasangan Capres Realistis Bagi PDIP

Puan bisa menjaga karier politiknya dan menjadi suksesor Megawati di PDIP.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri depan) dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kanan depan) beserta jajaran petinggi partai saat melakukan pertemuan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (4/9/2022). Pertemuan tersebut merupakan bagian dari safari politik dan komunikasi politik Puan Maharani jelang Pemilu 2024.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri depan) dan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kanan depan) beserta jajaran petinggi partai saat melakukan pertemuan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (4/9/2022). Pertemuan tersebut merupakan bagian dari safari politik dan komunikasi politik Puan Maharani jelang Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU--Pakar politik sekaligus akademisi Universitas Bengkulu Panji Suminar menilai komposisi pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani menjadi pilihan realistis bagi PDI Perjuangan untuk Pemilu 2024. Menurutnya, dengan komposisi itu, Puan bisa menjadi suksesornya Megawati Soekarnoputri untuk memimpin PDIP.

"Menurut saya lebih realistis apabila Puan didorong wapres dulu dengan Prabowo jadi presiden. Hal itu lebih aman untuk memuluskan Puan menjadi suksesornya Megawati dalam memimpin PDIP dan juga menguatkan elektabilitasnya untuk pemilu berikutnya," kata Panji Suminar di Bengkulu, Senin (3/4/2023).

Baca Juga

Panji mengatakan, akan lebih aman Puan mewarisi PDIP jika dia berada di tampuk kekuasaan pemerintahan, setidaknya pemilu nanti menjadi wakil presiden. Karena, kata Panji sosok yang memegang tampuk kekuasaan akan memiliki kekuatan dan sulit digoyahkan pula ketika memimpin partai politik.

"Ketika PDIP mencalonkan sosok lain jadi presiden, maka saat Megawati menyudahi kepemimpinan di PDIP, ini akan lebih rentan peralihannya ke Puan Maharani, karena ada sosok kuat, katakanlah ada sosok presiden yang diusung PDIP," kata dia.

Alasan selanjutnya, Puan saat ini belum memiliki elektabilitas yang tinggi, sehingga lebih realistis kalau didorong menjadi calon wakil presiden di Pemilu 2024. "Dan sekarang tinggal siapa capresnya, saya rasa lebih realistis Prabowo, karena memiliki elektabilitas tinggi, dan juga PDIP akan memiliki koalisi besar kalau bersatu dengan Gerindra dibandingkan harus sendirian mengusung pasangan capres," ujarnya.

Ketika PDIP mengambil langkah mengusung pasangan sendiri seperti Ganjar Prabowo-Puan Maharani, lanjut Panji Suminar tentu hal tersebut malah merugikan sosok Puan sendiri sebagai trah Soekarno dan Megawati Soekarnoputri. "Tidak logis rasanya Megawati memilih Ganjar dibandingkan Puan untuk Pemilu 2024, kalau dulu di dua periode Megawati memilih Jokowi karena Puan dirasa belum siap, dan sekarang puan sudah siap untuk dijadikan calon presiden dan kini pada masa menuju puncak karier politik Puan," kata dia.

Panji menjelaskan Puan Maharani bisa kehilangan karier politiknya ketika tidak maju menjadi calon presiden atau calon wakil presiden di Pemilu 2024. "Melihat rekam jejak belakang, presiden berkuasa dua periode, kalau Puan tidak jadi saat ini, maka dia harus menunggu 10 tahun. Ketika itu Puan sudah habis (kariernya). Tapi kalau berpasangan dengan Prabowo dia bisa menjadi suksesor Prabowo memimpin Indonesia di 2029," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement