Rabu 29 Mar 2023 14:32 WIB

Kemarau Panjang Berpotensi Terjadi di Kabupaten Banyumas Tahun Ini

BPBD Kabupaten Banyumas petakan daerah rawan kekeringan antisipasi kemarau panjang.

Petani memilah bulir padi yang masih bisa dipanen di area persawahan yang kekeringan.
Foto: Antara/Arnas Padda
Petani memilah bulir padi yang masih bisa dipanen di area persawahan yang kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memetakan kembali daerah rawan kekeringan di wilayah itu dalam rangka mengantisipasi dampak kemarau panjang yang berpotensi terjadi pada tahun 2023. "Pemetaan tersebut dilakukan untuk memastikan jumlah daerah yang benar-benar masih rawan kekeringan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Rabu (29/3/2023).

Ia mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan saat menghadapi musim kemarau tahun 2020, daerah rawan kekeringan di Banyumas mencapai 91 desa/kelurahan yang tersebar di 21 kecamatan. Sementara pada musim kemarau 2021 dan 2022, kata dia, dampak kekeringannya tidak terlalu signifikan karena adanya fenomena La Nina sehingga hujan terjadi sepanjang tahun.

Baca Juga

Dia memperkirakan jumlah desa/kelurahan yang rawan kekeringan di Banyumas pada tahun 2023 berkurang. Hal ini seiring dengan adanya program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) maupun perluasan jaringan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Satria Banyumas.

"Meskipun demikian, kami tetap berupaya mengantisipasi dampak kemarau panjang terutama di daerah-daerah yang tingkat kerawanan kekeringannya tergolong tinggi," tegasnya.

Ia mengatakan, wilayah kecamatan di Banyumas yang tingkat kerawanan kekeringannya tinggi, antara lain Gumelar, Purwojati, Somagede, Jatilawang, Cilongok, dan Ajibarang. Di wilayah-wilayah tersebut, jika dalam kurun satu bulan tidak terjadi hujan akan berdampak kekeringan.

Selain berdampak terhadap kekeringan, musim kemarau juga mengakibatkan terjadinya krisis air bersih di wilayah Banyumas seperti Desa Nusadadi yang sumber airnya sering kali terintrusi air laut, sehingga berasa payau dan tidak layak minum.

"Oleh karena itu, kami telah menyiagakan dua armada tangki air masing-masing berkapasitas 5.000 liter sebagai sarana untuk menyalurkan bantuan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan," kata Budi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement