Senin 13 Mar 2023 12:16 WIB

Kejakgung Dinilai Jauh dari Politisasi Kasus Hukum

Kejakgung tidak terlihat menarik hukum dalam wilayah politik.

DIbawah kepemimpinan Jaksa Agung RI ST Burhanuddin (kiri) tidak terlihat  Kejaksaan membawa masalah hukum ke politik, Foto ilustrasi ST Burhanuddin bersama Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) usai menggelar pertemuan di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (6/3/2023). Kejaksaan Agung telah menyerahkan aset-aset Jiwasraya atau PT Asuransi Jiwasraya (persero) berupa surat berharga senilai Rp 3,1 triliun kepada Kementerian BUMN.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
DIbawah kepemimpinan Jaksa Agung RI ST Burhanuddin (kiri) tidak terlihat Kejaksaan membawa masalah hukum ke politik, Foto ilustrasi ST Burhanuddin bersama Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) usai menggelar pertemuan di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (6/3/2023). Kejaksaan Agung telah menyerahkan aset-aset Jiwasraya atau PT Asuransi Jiwasraya (persero) berupa surat berharga senilai Rp 3,1 triliun kepada Kementerian BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi III DPR RI. Nasir Djamil, menilai selama kepemimpinan Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kejaksaan Agung (Kejakgung) tidak terlihat menarik hukum dalam wilayah politik. Artinya politisasi hukum jarang terdengar selama kepemimpinan ST Burhanudin.

Hal ini disampaikan Nasir menanggapi penghargaan Best Institutional Leaders dalam Obsession Awards 2023 layak diterima Jaksa Agung ST Burhanudin. “Jaksa Agung layak dan patut menerima penghargaan itu,” kata Nasir, Senin (13/3/2023).

Selain itu, lanjut Nasir, Kejakgung juga banyak mengungkap kasus-kasus tipikor berskala besar yang melibatkan BUMN maupun yang manjadi perhatian publik. Mulai dari Jiwasraya, Garuda, mafia minyak goreng, dan sebagainya.

Menurut Nasir, satu-satunya skandal yang pernah terjadi selama kepemimpinan ST Burhanudin adalah soal kasus jaksa Pinangki. Itu dengan cepat mampu dilokalisir dengan cara memecatnya dan memberhentikan secara tidak hormat. “Selain soal penegakan hukum, Burhanuddin juga saya nilai mampu mendisiplinkan internal institusi  kejaksaan,” kata politikus asal Aceh ini.

ST Burhanudin juga melakukan mutasi dan promosi serta demosi terhadap aparat jaksa dengan terukur. “Meskipun memang kadang ada yang lulut mendapat perhatian dikarenakan posisinya yang agak masuk dalam wilayah pedalaman,” kata Nasir.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement