REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan pihaknya menolak tawaran bantuan dari Selandia Baru, terkait pencarian pilot Susi Air yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Pemerintah Selandia Baru berharap pilot Susi Air, Kapten Philips Merthens bisa diselamatkan.
"Mereka menawarkan bantuan, tapi saya masih mampu menyelesaikan," katanya di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (8/3/2023).
Hal itu disampaikan Yudo, terkait pertemuannya dengan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Kevin Jeffrey Burnet di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat (3/3/2023). Pertemuan itu kata dia, dalam rangka mempererat hubungan bilateral kedua negara.
Yudo mengungkapkan Dubes Selandia Baru telah menyerahkan semua proses pencarian dan penyelamatan warga negaranya kepada pemerintah Indonesia. "Dia berharap pilot itu selamat," ujarnya.
Terkait tawaran bantuan itu, Yudo mengatakan dia telah menjelaskan ke Dubes Selandia Baru, bahwa Pemerintah Indonesia, khususnya TNI dan Polri terus berupaya melakukan pencarian.
Sebelumnya, pada Senin (27/2/2023), Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menyatakan bahwa hingga kini TNI dan Polri terus berupaya membebaskan pilot Susi Air dari tangan KKB pimpinan Egianus Kogoya. Pilot Philip yang membawa pesawat Pilatus milik Susi Air disandera KKB sejak Selasa (7/2) setelah membakar pesawat tersebut di lapangan terbang Paro, Nduga, Papua Pegunungan.
Pada awal pekan ini, Operasi Damai Cartenz memperluas areal pencarian dan perburuan KKB yang meyandera Pilot Susi Air. Operasi Gabungan Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu memperluas perimeter pencarian dari Kabupaten Nduga, sampai ke Lanny Jaya di Papua Pegunungan.
“Usaha kita saat ini dengan memperluas pencarian di dua kabupaten, di Nduga, dan di Lanny Jaya,” kata Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Faizal Ramadani dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Dia mengharapkan dengan memperluas areal pencarian, dan perburuan akan mendapatkan hasil positif dalam menemukan gerombolan separatisme bersenjata Papua Merdeka yang dipimpin oleh Egianus Kogoya tersebut.