REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Badai hebat yang melanda Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir telah menyebabkan kematian sedikitnya 12 orang dan menyebabkan beberapa lainnya terluka pada Jumat. Hal ini menyusul runtuhnya beberapa bangunan dan banjir yang meluas di berbagai wilayah di wilayah tersebut.
Jurnalis Muhammad Rabah dari Gaza melaporkan, Kantor Media Pemerintah di Gaza mengumumkan pada Jumat bahwa 12 warga Palestina meninggal akibat cuaca buruk yang melanda Jalur Gaza.
"Setidaknya 13 rumah telah runtuh, yang terbaru di lingkungan Al-Karama dan Sheikh Radwan di Kota Gaza. Tim pertahanan sipil masih menanggapi ratusan panggilan darurat dan sinyal bahaya,” bunyi laporan kantor media.
Laporan ini lebih lanjut menegaskan bahwa lebih dari 27.000 tenda yang menampung para pengungsi telah tersapu atau terendam air banjir, juga terkoyak oleh angin kencang. Pernyataan tersebut menyoroti bahwa lebih dari seperempat juta pengungsi terkena dampak langsung dari hujan, banjir, dan runtuhnya bangunan yang menghancurkan tenda-tenda mereka yang sudah rapuh.
"Ini bencana iklim yang terjadi di tengah bencana kemanusiaan yang lebih luas yang disebabkan oleh genosida yang sedang berlangsung dan blokade tidak adil yang diberlakukan oleh pendudukan Israel di Jalur Gaza.”
Sejauh ini penjajah Israel terus menutup penyeberangan perbatasan, memblokir masuknya bantuan kemanusiaan dan material tempat penampungan. Mereka juga mencegah pengiriman 300.000 tenda, rumah mobil, dan karavan, serta pendirian tempat penampungan alternatif bagi para pengungsi.
Pernyataan tersebut menyerukan PBB, organisasi-organisasi internasional, Presiden AS Donald Trump, mediator, penjamin gencatan senjata, negara-negara sahabat, dan entitas donor untuk segera bertindak dan menekan pendudukan Israel agar membuka penyeberangan tanpa penundaan.
Mereka juga mendesak Israel mengizinkan masuknya pasokan tempat penampungan, peralatan darurat, dan sumber daya untuk tim penyelamat dan pertahanan sipil, dan untuk memastikan perlindungan kemanusiaan bagi ratusan ribu keluarga pengungsi selama badai yang terjadi saat ini.
Kantor media juga mendesak penerapan langkah-langkah praktis dan mengikat untuk mencegah terulangnya banjir dan keruntuhan yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa jam mendatang dan kejadian cuaca di masa depan.