Jumat 12 Dec 2025 15:02 WIB

Seorang Bayi Meninggal Kedinginan di Gaza

Ribuan warga Gaza berjuang di tengah terjangan Badai Byron dan pembatasan Israel.

Badai petir melanda tenda kamp pengungsi Palestina di Zawaida, Jalur Gaza tengah, Rabu, 10 Desember 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Badai petir melanda tenda kamp pengungsi Palestina di Zawaida, Jalur Gaza tengah, Rabu, 10 Desember 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang bayi perempuan yang keluarganya menjadi pengungsi akibat perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza, meninggal karena terkena dinginnya musim dingin. Ini terjadi ketika Badai Byron menerjang daerah kantong tersebut di tengah berlanjutnya pembatasan Israel terhadap persediaan penting musim dingin.

Rahaf Abu Jazar yang berusia delapan bulan dilaporkan meninggal pada Kamis setelah tenda keluarganya di Khan Younis terendam air ketika hujan deras membanjiri tenda-tenda di seluruh wilayah kantong tersebut semalaman, menurut kantor berita Reuters.

Baca Juga

Ibunya, Hejar Abu Jazar, memberi makan bayinya sebelum mereka tidur. “Ketika kami bangun, kami menemukan hujan menimpanya dan angin menimpanya, dan gadis itu tiba-tiba meninggal karena kedinginan,” katanya kepada Reuters.

Dengan ratusan ribu keluarga Palestina yang kini berlindung di tenda-tenda tipis, badan pertahanan sipil Gaza berjuang untuk mengatasinya, menerima lebih dari 2.500 panggilan telepon selama periode 24 jam.

Badan tersebut melaporkan bahwa tiga bangunan runtuh di Kota Gaza akibat badai tersebut.

Sementara itu, tenda-tenda dan perlengkapan musim dingin lainnya tetap diblokir di perbatasan karena Israel terus membatasi aliran bantuan ke wilayah kantong tersebut.

photo
Warga Palestina berjalan melalui jalan yang banjir setelah hujan lebat di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 11 Desember 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mengatakan hanya 15.600 tenda yang telah dibawa ke Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan pada bulan Oktober.

Tenda-tenda tersebut telah digunakan untuk membantu sekitar 88.000 warga Palestina, menurut NRC. Hal ini terjadi di wilayah dimana 1,29 juta orang membutuhkan perlindungan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement