Senin 06 Mar 2023 12:31 WIB

Pengamat: Publik Coba Membaca Siapa Penerus Jokowi?

Anies diangap bukan sosok yang menjadi penerus Jokowi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Hafidz Mubarak
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Basis pendukung Presiden Jokowi dinilai masih cukup besar. Persaingan untuk mendapat limpahan dari suara pemilih Jokowi pada 2024 akan berjalan ketat. 

Pengamat politik dari Algoritma Research and Consulting, Aditya Perdana, merasa semua masih menanti siapa yang digandeng Anies Baswedan untuk menjadi cawapres. Terdekat, ada nama-nama Agus Harimurti Yudhoyono dan Khofifah Indar Parawansa.

Baca Juga

Namun, dalam survei terakhir Algoritma turut menanyakan siapa yang dirasa layak meneruskan Presiden Jokowi? Anies Baswedan dianggap relatif bukan penerus Jokowi dan berada di posisi ketiga setelah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Walaupun Anies sudah komentar, misal IKN itu amanat UU, maka harus dijalankan. Artinya, bahkan Anies yang dilabelkan kemungkinan besar tidak bisa meneruskan Pak Jokowi berusaha membangun narasi kalau dia akan menjadi penerus Pak Jokowi," kata Aditya, Senin (6/3/2023).

Saat ini, ia melihat, publik sedang membaca siapa sosok yang bisa menjaga dan meneruskan warisan dari Presiden Jokowi. Hal itu pula yang akan menentukan apa nantinya ada dua atau tiga pasangan capres-cawapres yang bertarung di Pilpres 2024.

Melihat peta hari ini, Koalisi Perubahan memang menjadi salah satu yang sudah cukup terlihat bentuknya dengan mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Sekalipun, diprediksi bisa terganggu bila nanti AHY ditawarkan posisi Menpora.

Kemudian, ada Prabowo yang publik turut menunggu siapa yang akan digandeng sebagai cawapresnya. Walaupun memiliki peluang yang besar memenangkan pertarungan jika mengajak Ganjar, akan sulit menentukan siapa yang jadi cawapres.

Ada pula kemungkinan Prabowo mengajak Airlangga Hartarto, dan menggandeng Anies Baswedan. Lalu, ada Ganjar Pranowo yang jika diusung PDIP masih cukup mungkin ditempel ke Erick Thohir, Ridwan Kamil, atau Sandiaga Uno.

"Artinya, Golkar, PPP, PAN kemungkinan koalisi yang bisa bergeser satu koalisi dengan koalisi lain, bisa bergeser antara dua koalisi tersebut," ujar Aditya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement