Hasil survei berbeda didapatkan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Dalam pemaparannya pada akhir Desember 2022 lalu, SMRC menyimpulkan, bahwa deklarasi Anies Baswedan sebagai bakal capres membuat PKS dan Demokrat yang masih dalam satu Koalisi Perubahan, mendapatkan elektabilitas lebih kuat dibandingkan Nasdem.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, mengatakan dalam simulasi tiga nama calon presiden, dukungan publik pada Anies mencapai 28,1 persen; sementara Ganjar 33,7 persen; dan Prabowo 26,1 persen. Masih ada 12,1 persen yang belum menentukan pilihan.
"Dari 28,1 persen pemilih Anies tersebut, ada 16 persen yang menyatakan mendukung PKS, 14 persen mendukung Demokrat, dan hanya 8 persen yang memilih Nasdem," jelas Deni dalam pemaparannya pada 22 Desember 2022 lalu.
Menurut Deni, meskipun dukungan dari pemilih Anies kepada Nasdem menguat sejak Agustus 2022 hingga Desember 2022, dukungan tersebut belum terlalu besar, baru 8-11 persen. Per Desember 2022, pemilih Anies paling banyak yang ditarik oleh PKS sebesar 16 persen, dan Demokrat 14 persen.
“Ini menunjukkan bahwa Anies tidak identik dengan Nasdem,” kata Deni menambahkan.
Deni melanjutkan bahwa secara keseluruhan, pemilih Anies pada Nasdem mengalami kenaikan, sebaliknya pemilih Ganjar dan Prabowo di Nasdem turun. Pada Mei 2021, ada 3 persen pemilih Ganjar dan 4 persen pemilih Prabowo yang memilih Nasdem.
Pada Desember 2022, massa dua bakal capres ini masing-masing 2 persen yang memilih Nasdem. Menurut dia, ini yang menjelaskan mengapa hasil suara yang diperoleh Nasdem sebelum dan sesudah deklarasi capres hasilnya tidak banyak berbeda.
“Hasil akhirnya impas karena kenaikan dari Anies tidak lebih besar dari penurunan dari Ganjar dan Prabowo,” katanya.
Pada survei kali ini, Nasdem mendapatkan dukungan 3,2 persen suara. Angka ini tidak terlalu jauh berbeda dengan perolehan suara Nasdem sebelum deklarasi capres. Pada Agustus 2022, Nasdem mendapat dukungan 3,5 persen.
"Pada saat yang sama, dukungan pada Anies Baswedan mengalami penguatan, dari 21,9 persen pada Agustus 2022 menjadi 28,1 persen pada Desember 2022," terangnya.
Survei SMRC dilakukan secara tatap muka pada 3 - 11 Desember 2022. Populasi survei sebanyak 1.220 responden adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Response rate sebesar 1029 atau 84 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Adapun dalam capaian survei elektabilitas terbaru pada Desember 2022 yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), partai-partai yang tergabung Koalisi Perubahan yakni Partai NasDem, Partai Demokrat dan Partai Keadlian Sejahtera (PKS) berada pada posisi lima besar.
"Komunikasi publik dari Koalisi Perubahan telah berhasil menyita perhatian masyarakat. Sejalan dengan itu, ketiga partai politik yang menginisiasi lahirnya Koalisi Perubahan ini menuai dampak kenaikan elektabilitas," kata Direktur Riset LSI Fathur Rahman dalam keterangannya pada Selasa (29/12/2022).
Tercatat, Partai Demokrat berhasil menggeser Partai Gerindra dari posisi kedua. Kemudian Partai Nasdem dan PKS menyalip Partai Golkar yang terlempar dari posisi lima besar. Adapun peringkat pertama ditempati oleh PDI Perjuangan dengan 18,2 persen, posisi kedua ditempati oleh Partai Demokrat dengan elektabilitas 14,1 persen menyalip Partai Gerindra yang nyaris stagnan di dua survei sebelumnya dengan elektabilitas 11,8 persen.
"Dan pada posisi keempat dan kelima ditempati oleh Partai NasDem dengan 8,2 persen dan PKS 7,4 persen," ujar Fathur.
Selanjutnya, di posisi keenam ditempati oleh Partai Golkar dengan elektabilitas 7,2 persen dan ketujuh ditempati oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 4,6 persen elektabilitas.
Survei LSI pada 18 hingga 28 November 2022 mengambil populasi warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, pada 34 provinsi di Indonesia. Dari populasi itu dipilih secara acak sebanyak 1.500 responden, dengan margin of error 3,05 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.