Selasa 04 Nov 2025 14:24 WIB

Kandidat Muslim Kian Dekat Pimpin New York, Trump Layangkan Ancaman

Trump mengancam akan menahan pendanaan untuk New York jika Zohran Mamdani terpilih.

Calon walikota New York City Zohran Mamdani mencoba berbicara dengan pejalan kaki saat dikelilingi wartawan di New York, Senin, 27 Oktober 2025.
Foto: AP Photo/Seth Wenig
Calon walikota New York City Zohran Mamdani mencoba berbicara dengan pejalan kaki saat dikelilingi wartawan di New York, Senin, 27 Oktober 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Calon wali kota Zohran Mamdani terus memimpin di pemilihan kepala daerah New York City, Negara Bagian New York. Presiden AS Donald Trump langsung melayangkan ancaman jika kandidat Muslim itu terpilih.

“Jika Kandidat Komunis Zohran Mamdani memenangkan Pemilihan Wali Kota New York, kecil kemungkinannya saya akan menyumbangkan Dana Federal, selain jumlah minimum yang diperlukan, untuk rumah pertama saya tercinta,” kata Trump dalam sebuah postingan di Truth Social.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Komentar Trump serupa dengan komentar yang disiarkan pada Ahad saat tampil di acara 60 Minutes CBS. “Akan sulit bagi saya sebagai presiden untuk memberikan banyak uang ke New York, karena jika ada komunis yang memerintah New York, yang Anda lakukan hanyalah membuang-buang uang yang Anda kirim ke sana.”

Zohran, calon yang diajukan Partai Demokrat, mengampanyekan banyak subsidi bagi warga Kota New York. Mamdani, seorang anggota dari Partai Sosialis Demokratik Amerika (DSA), menjanjikan jaminan kesehatan universal, penitipan anak gratis, bus gratis, dan pembekuan sewa bagi warga New York yang tinggal di sekitar satu juta apartemen yang diatur sewanya.

Presiden di Amerika tidak secara langsung menentukan berapa banyak uang yang diterima suatu kota dari pemerintah federal; apropriasi adalah fungsi konstitusional Kongres. Kontrol atas bagaimana uang dibelanjakan – atau ditahan dalam tindakan penyitaan, yang dilarang berdasarkan undang-undang federal – telah menjadi isu yang semakin diperdebatkan secara hukum.

The Guardian melaporkan, pemerintahan Trump sudah siap menjalankan ancaman ini bahkan sebelum suara dihitung. Gedung Putih mulai berdebat dengan negara bagian tersebut mengenai rencana New York untuk menerapkan tarif kemacetan untuk lalu lintas mobil awal tahun ini, yang ditinjau kembali oleh Trump dalam postingan Truth Social terpisah pada Senin malam. 

photo
Kandidat walikota New York City Zohran Mamdani berbicara dengan warga yang menunggu di halte bus di New York, Senin, 27 Oktober 2025. - (AP Photo/Seth Wenig)

Gedung Putih menahan 18 miliar dolar AS untuk proyek terowongan ketika pembahasan anggaran mangkrak di parlemen AS. Seorang hakim federal memerintahkan pemerintah federal untuk membatalkan pencabutan pendanaan kontraterorisme senilai 34 juta dolar AS untuk Kota New York. Hakim memutuskan tindakan tersebut “sewenang-wenang, tak konsisten, dan merupakan pelanggaran hukum yang terang-terangan”.

Bersamaan dengan ancaman untuk Mamdani, Trump melayangkan dukungan untuk calon independen penantang Mamdani, Andrew Cuomo. Ia adalah mantan gubernur New York yang kehilangan dukungan Partai Demokrat karena terlibat  skandal seksual.

“Saya lebih suka melihat seorang Demokrat yang memiliki Rekor Kesuksesan, MENANG, daripada seorang Komunis yang tidak memiliki pengalaman dan memiliki rekor KEGAGALAN LENGKAP DAN TOTAL,” tulis Trump.

Pada Senin, Mamdani menanggapi secara terbuka pernyataan Trump pada acara kampanye di Astoria, Queens. Ia mengatakan bahwa dia telah mengetahui “selama berbulan-bulan” bahwa Trump akan mendukung Cuomo.

photo
Zuleqa Husain (tengah) dan Sameen Gauhar (kanan), juru kampanye calon walikota New York Zohran Mamdani, membagikan materi kampanye di The Islamic Cultural Center of New York, Jumat, 31 Oktober 2025. - (AP Photo/Richard Drew)

“Di hari-hari terakhir ini, desas-desus dan yang dikhawatirkan telah terbuka lebar tanpa malu-malu,” katanya, menurut New York Times. Mamdani juga menyatakan bahwa ia akan menangani ancaman Trump  tersebut sebagaimana adanya, sebagai ancaman, bukan undang-undang.

“Terlalu sering, kita memperlakukan segala sesuatu yang keluar dari mulut Donald Trump seolah-olah itu sudah sah, hanya berdasarkan siapa yang mengatakannya.” "Pendanaan ini bukanlah sesuatu yang diberikan Donald Trump kepada kita di sini di New York City. Ini adalah sesuatu yang sebenarnya merupakan milik kita di New York," ia menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement