REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berita duka datang sehari setelah perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia. Tokoh militer dan politik yang juga sukses di olahraga, IGK Manila, meninggal dunia.
Ia lahir pada 8 Juli 1942 di Singaraja Bali, dengan nama lengkap I Gusti Kompyang Manila. Manila lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1964, di antara 15 perwira remaja pertama lulusan AMN dengan kecabangan Corps Polisi Militer. Manila pernah menjabat sebagai Kapomdam IV/Sriwijaya (1985), Dan Pusdik Pom (1985), Wadan Puspom (1988), dan Staf Ahli Pangab (1993), dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal TNI AD (POM ABRI).
Ayah dari tokoh basket Indonesia Agus Mauro ini aktif menjadi pengurus partai politik setelah pensiun. Ia menjadi pengurus di Partai Nasdem pimpinan Surya Paloh. Beliau pernah berada di Majelis Tinggi Partai Nasdem. Jabatan terakhirnya sebagai Gubernur Bela Negara Partai Nasdem.
Manila juga layak disebut sebagai tokoh olahraga. Dia sangat konsen dengan cabang Wushu dan menyandang julukan Bapak Wushu Indonesia. Hingga akhir hayatnya, cabang beladiri asal China ini berkembang di Tanah Air dan kerap menyumbangkan medali bagi Indonesia di ajang internasional.
"Rest in peace Mayjen TNI Purnawirana Dr.HC IGK Manila Bapak Wushu Indonesia 18 Agustus 1945," tulis unggahan di story Instagram Pengurus Besar Wushu Indonesia.
Kiprahnya di olahraga tentu saja yang paling diingat adalah ketika beliau dipercaya menjadi manajer Timnas Indonesia pada SEA Games 1991 di Filipina. Kala itu, timnas Indonesia mampu mempersembahkan medali emas setelah mengalahkan Thailand di partai final.
Manila juga sukses bersama klub Persija Jakarta. Ia mampu membawa Persija Jakarta juara pada tahun 2001 sebagai manajer. Untuk kesuksesan bersama Persija, Manila pernah menyatakan ini tak lepas dari dukungan Erick Thohir yang bekerja sama di tim macan Kemayoran pada tahun 1997.
Tak heran jika ketua umum PSSI itu mengucapkan duka cita dan kesedihannya atas berpulangnya Manila. Terlebih, Erick juga sangat dekat dengan anak Manila, Agus Mauro.
"Saya kehilangan dahabat dan mentor yang loyal dan pekerja keras. Terima kasih Pak Jenderal IGK Manila," demikian pernyataan Erick yang diterima pers, Senin pagi.