REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Pemuda Muhammadiyah menggelar Muktamar Ke-18 di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada 21-24 Februari 2023. Agenda empat tahunan tersebut sekaligus untuk memilih ketua umum baru PP Pemuda Muhammadiyah periode 2023-2027.
Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah (PWPM Jateng), Eko Pujiatmoko mengatakan, ketua umum ke depan harus bisa menjaga muruah organisasi. Karena itu, lanjut Eko, Pemuda Muhammadiyah memerlukan energi baru untuk mengembalikan muruah organisasi, khususnya di bidang dakwah, ekonomi, dan ideologi.
"Sehingga energi baru ini kita harapkan, dakwah dan ekonomi itu nanti hadir bersama kepemimpinan Muhammad Sukron," kata Eko dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (22/2/2023).
Baca juga : Rektor USU: Persiapan Rakernas LPT-PBNU Capai 70 Persen
Menurut Eko, PWPM Jateng berkomitmen untuk mengawal proses muktamar berjalan sebagaimana mestinya. Bahkan, pihaknya mengirimkan bantuan personel Kokam Jateng untuk membantu pengamanan pelaksanaan muktamar yang rencananya dibuka oleh Presiden Joko Widodo ini. "Alhamdulillah kemudahan-kemudahan itu hadir. Kita kompak demi kemaslahatan gerakan kita," ucap Eko.
Hal senada dikatakan Ketua PWPM Jawa Timur (Jatim), Dikky Shadqomullah. Dikky menuturkan, sebagai salah satu elemen penting bangsa, kiprah dan kontribusi Pemuda Muhammadiyah sangatlah penting. "Kontribusi Pemuda Muhammadiyah cukuplah besar bagi umat dan bangsa Indonesia," ujar Dikky.
Namun demikian, pada umur yang semakin matang, Pemuda Muhammadiyah harus terus melahirkan energi baru. Banyak tokoh bangsa menaruh harapan besar agar organisasi pemuda Islam modernis yang merupakan aset umat dan bangsa Indonesia ini terus bergerak, bertumbuh, dan semakin matang, untuk bisa memberi kontribusi nyata bagi masa depan umat dan bangsa Indonesia.
Menurut Dikky, energi baru Pemuda Muhammadiyah tersebut pada sosok Muhammad Sukron. Sebagai organisasi kader, lanjut Dikky, kekuatan Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi modernis ada pada energi kebersamaannya.
Selama ini, lanjut Dikky, kata kebersamaan itu terkesan bersifat simbolis semata atau hanya diucapkan. "Kita ingin ke depan budaya saling asah, asih, asuh itu bukan sekadar slogan, tapi tindakan," ujar Dikky.
Baca juga : Hilangnya Kehangatan Amien-Prabowo dan Paloh-Megawati
Sementara itu, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Muhammad Sukron menyatakan, muktamar merupakan ajang merajut ukhuwah antarkader Pemuda Muhammadiyah. Dia ingin Pemuda Muhammadiyah bisa ikut menjawab persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan masa mendatang.
Sukron pun gembira mendapatkan rekomendasi terbanyak, yaitu 27 dari 34 PWPM untuk menjadi calon ketua umum. "Adanya kesamaan visi perjuangan dan agenda nyata untuk mengembalikan marwah Pemuda Muhammadiyah itu yang membuat PWPM Jateng dan PWPM Jatim mendorong saya untuk menjadi ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah ke depan," ucap Sukron.