Senin 24 Nov 2025 15:59 WIB

Waka BGN: Libatkan Peternak dan Petani, UMKM, Serta Koperasi Sebagai Pemasok Bahan Pangan MBG

Mereka sering mengeluh usaha mereka tidak bisa masuk ke dapur MBG.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Badan Gizi Nasional (BGN) di Jakarta, Jumat (26/9/2025). Badan Gizi Nasional melaporkan terdapat 70 kasus keracunan dengan 5.914 penerima MBG yang terdampak sepanjang Januari hingga September 2025, dan BGN akan bertanggung jawab penuh serta berjanji akan berbenah agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Badan Gizi Nasional (BGN) di Jakarta, Jumat (26/9/2025). Badan Gizi Nasional melaporkan terdapat 70 kasus keracunan dengan 5.914 penerima MBG yang terdampak sepanjang Januari hingga September 2025, dan BGN akan bertanggung jawab penuh serta berjanji akan berbenah agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang memerintahkan kepada Satuan-Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), bersama mitra dan Yayasan untuk melibatkan kelompok peternak ayam kampung dan petani kecil, UMKM, dan koperasi, sebagai pemasok bahan pangan untuk Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Saya ingatkan kepada SPPG-SPPG, Mitra, dan Yayasan, agar jangan hanya memberi kesempatan kepada mereka yang punya modal besar untuk menjadi pemasok bahan pangan MBG. Kalian juga harus melibatkan petani dan peternak kecil, UMKM, dan koperasi,” kata Nanik dalam Rapat Evaluasi Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis, di hotel Yusro, Jombang, Jawa Timur, Senin (24/11/2025).

Dalam kunjungannya ke berbagai daerah, Nanik mengaku mendapatkan pengaduan dari para petani dan peternak kecil serta UMKM.

Mereka sering mengeluh, hasil pertanian, peternakan, dan usaha mereka tidak bisa masuk ke dapur MBG karena terkendala soal perizinan, legalitas, dan berbagai aturan usaha lainnya.

“Mereka itu miskin dan nggak punya duit untuk ngurus segala macam. Jadi tolong jangan persulit mereka dengan aturan harus punya NPWP, SIB, UD, dan lain-lain,” ujarnya.

Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi Antar Kementerian dann Lembaga untuk Pelaksanaan Program MBG itu lalu menjelaskan pelibatan petani dan peternak kecil, UMKM, serta koperasi dalam program MBG justru menjadi arahan penting Presiden Prabowo Subianto saat program unggulan pemerintah ini dirancang.

Sebab, program MBG memang dirancang agar dapat menghidupan perekonomi masyarakat bawah di berbagai pelosok tanah air.

“Jadi tolong beri kesempatan mereka untuk ikut terlibat sebagai pemasok bahan pangan MBG juga,” kata Nanik.

Pelibatan petani, peternak, UMKM, dan koperasi sebagai pemasok bahan pangan secara masif juga sangat bermanfaat untuk menekan angka inflasi.

Sebab, dengan semakin banyaknya SPPG yang beroperasi, kebutuhan bahan pangan meningkat, dan harga pun naik. Harga bisa ditekan jika pasokan meningkat. “Ingat, dalam rapat inflasi awal pekan kemarin, Jombang di peringkat pertama inflasi pangan,” kata Nanik.

Karena itu, Nanik mengimbau seluruh Kepala SPPG, Ahli Gizi, Akuntan, Mitra dan juga Yayasan pengelola MBG memiliki nurani kemanusiaan seperti Presiden Prabowo Subianto, Ketika mengelola dapur-dapur MBG.

“Saya berharap Anda semua jangan bisnis oriented, saya minta anda juga memiliki nurani kemanusiaan nurani Presiden P{rabowo Subianto,” ujar mantan wartawan senior itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement