Senin 20 Feb 2023 14:04 WIB

TNI-Polri Kembali Evakuasi Warga Sipil di Nduga

Evakuasi dilakukan karena dikhawatirkan ada teror lanjutan dari KKB.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
Tim gabungan TNI-Polri mengevakuasi penduduk Paro ke Pos Barak Baru Satgas Satuan Organik Korem 172/PWY Yonif R 514/SY, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Sabtu (11/2/2023) sore.
Foto: Dok Pendam Cendrawasih
Tim gabungan TNI-Polri mengevakuasi penduduk Paro ke Pos Barak Baru Satgas Satuan Organik Korem 172/PWY Yonif R 514/SY, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Sabtu (11/2/2023) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri kembali melakukan evakuasi terhadap pekerja sipil pembangunan puskesmas di Nduga, Papua Pegunungan. Pada Senin (20/2/2023), sebanyak 18 pekerja yang berada di Distrik Alama dievakuasi ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah, untuk keamanan.

Evakuasi dilakukan karena dikhawatirkan adanya penyerangan lanjutan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah tersebut. “Evakuasi dilakukan guna mengantisipasi adanya penyerangan serta ancaman maupun gangguan keamanan yang dilakukan KKB,” kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua Komisaris Besar (Kombes) Ignatius Benny dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (20/2/2023).

Baca Juga

Benny menerangkan, KKB Nduga yang dipimpin Egianus Kogoya masih menebar teror dan ancaman terhadap warga-warga sipil Indonesia di wilayah tersebut. Kombes Benny melanjutkan, evakuasi 18 pekerja sipil pembangunan puskesmas tersebut dilakukan menggunakan heli karakal TNI AU EC 725/HT-7201.

Evakuasi tersebut, kata Benny, dikomando langsung Danrem Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Huintah Sembiring, bersama enam personel. Mayor Penerbang Arif Khoirudin menjadi pengendali armada udara untuk evakuasi tersebut.

“Proses evakuasi berjalan lancar, tanpa adanya gangguan. Evakuasi dilakukan dengan membawa 18 pekerja pembangunan puskesmas ke Lanud Mozes Kilangin di Timika,” ujar Benny.

Evakuasi para pekerja sipil di wilayah Nduga ini bukan kali pertama. Pekan lalu, dua kali pasukan gabungan TNI dan Polri melakukan evakuasi terhadap para pekerja. Evakuasi pertama sebanyak 15 pekerja sipil di Distrik Paro. Selanjutnya evakuasi dari Distrik Paro juga dilakukan terhadap 25 warga sipil, termasuk anak-anak.

Rangkaian evakuasi tersebut dilakukan menyusul penyerangan KKB di Lapangan Udara (Lanud) Paro, Selasa (7/2/2023). Dalam penyerangan itu, KKB membakar maskapai penerbangan sipil milik Susi Air.

Dari penyerangan tersebut, KKB Nduga menyendera pilot Susi Air, Kapten Philips Max Marthens. Sampai saat ini, KKB belum melepas kapten berkebangsaan Selandia Baru itu.

Atas penyanderaan tersebut, Tentara Pembebasan Nasional Pembebasan Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menegaskan tak akan melepaskan sandera sampai Pemerintah Indonesia melepaskan Papua merdeka. TNI-Polri merespons pernyataan KKB tersebut dengan mengirimkan pasukan tambahan ke Nduga untuk ragam misi penyelamatan pilot asal Selandia Baru tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement