Selasa 31 Jan 2023 05:09 WIB

Penyakit Kaki Gajah Capai 8.635 Kasus di 2022, Kemenkes: Memprihatinkan

Penyakit kaki gajah menjadi endemis di 28 provinsi.

Penyakit kaki gajah menjadi endemis di 28 provinsi.
Foto: EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
Penyakit kaki gajah menjadi endemis di 28 provinsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menyebutkan jumlah penderita kaki gajah atau filariasis di Indonesia mencapai 8.635 orang berdasarkan data yang dihimpun pada tahun 2022. "Kasus filariasis yang tercatat (pada tahun 2022) sebanyak 8.635 orang. Kami ada datanya by name by address," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam Temu Media NTD's Day yang diikuti di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Imran mengatakan, situasi filariasis di Indonesia masih memprihatinkan. Sebanyak 236 kabupaten/kota di 28 provinsi di Indonesia menjadi daerah endemis filariasis.

Baca Juga

"Baru 32 kabupaten/kota yang tersertifikasi eliminasi filariasis, sementara lima kabupaten/kota lainnya baru akan menerima sertifikat pada Februari 2023. Artinya, 178 kabupaten/kota lainnya masih dalam tahap surveilans sebelum penilaian eliminasi," katanya.

Dalam hasil Analisis Situasi Filariasis Nasional Tahun 2022, Kemenkes mendapati ada lima provinsi dengan jumlah kasus tertinggi, yakni Papua 3.629 kasus, Papua Barat 620 kasus, NTT 1.276 kasus, Aceh 507 kasus, dan Jawa Barat 424 kasus. Sementara situasi kaki gajah secara global, sekitar 1 miliar orang yang tinggal di 72 negara endemis filariasis, sebanyak 120 juta di antaranya positif terinfeksi kaki gajah. Dengan jumlah orang yang mengalami kecacatan di dunia ada 36 juta orang.

Imran menjelaskan, Kemenkes telah memiliki dua strategi utama dalam penanggulangan filariasis yakni menggelar Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) di 21 kabupaten/kota yang tersebar di Indonesia. 'Kami memberikan obat sekali setahun selama lima tahun berturut-turut dan sasarannya semua penduduk usia 2-70 tahun," ujarnya.

Kemudian memantau penatalaksanaan kasus filariasisuntuk mencegah dan membatasi kecacatan dengan memastikan tersedianya paket perawatan minimum tata laksana serangan akut, manajemen limfedema, manajemen hidrokel, dan tersedianya obat filarial dan simtomatik lainnya.

Ahli Parasitologi Universitas Indonesia Taniawati Supali menambahkan bahwa kaki gajah disebabkan oleh cacing filarial yang hinggap di saluran getah bening manusia terutama pada pangkal paha. Di Indonesia, kaki gajah dapat terjadi akibat tiga spesies cacing yaitu wuchereria bacrofti, brugia malahi, dan brugia timori.

"Kita agak beruntung karena di Indonesia tidak begitu banyak, tetapi (cacing) brancofti di perkotaan yang berbahaya seperti (yang terjadi di) Jawa Tengah dan Bekasi," ujar Tania.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement