TASIKMALAYA, AYOBANDUNG.COM -- Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, hingga September 2019 ada 69 orang warga yang terjangkit penyakit kaki gajah. Mereka tersebar di 27 kecamatan dari 39 kecamatan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.
"Tercatat hingga tahun ini total ada 69 warga terjangkit penyakit kaki gajah yang menyebar di 27 kecamatan, " ujar Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Asep Ahmad Hidayat, Selasa (24/9).
Asep menambahkan, penyakit kaki gajah ini awalnya muncul pada 2007. Saat itu dinas telah melakukan survei di Kabupaten Tasikmalaya dan hasilnya, 1,2 persen dari hasil survei positif mikro filaria.
AYO BACA : Jalankan Tugas Tak Maksimal, Damkar Tasik Terkendala Fasilitas
Dinas Kesehatan, kata Asep, langsung melakukan upaya pencegahan maupun pengobatan. Menurut WHO, jika hasil survey melebihi 1 persen maka harus melakukan pencegahan massal dengan pemberian obat.
Asep menjelaskan, penyakit ini berupa pembesaran pada kaki penderitanya hingga menyerupai kaki gajah yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria. Cacing filaria menginfeksi penderitanya melalui gigitan nyamuk.
"Oleh karena itu, kita lakukan langkah-langkah pengobatan massal dan pencegahan penyakit tersebut selama 5 tahun. Terhitung sejak tahun 2013 sampai tahun 2017 lalu. Namun hingga saat ini masih tetap melakukan upaya," ucap Asep.
AYO BACA : Sejak Januari, 58 Kebakaran Landa Tasik dengan Kerugian Rp6,1 Miliar
Untuk menekan penyakit kaki gajah itu, lanjut Asep, Dinas Kesehatan memaksimalkan peranan medis di tingkat puskesmas untuk melakukan pengobatan dan pencegahan massal.
"Filariasis ini penyakit lama dan penyakit menahun. Setelah kronis tidak akan bisa seperti semula lagi. Karena bisa cacat menetap," kata Asep.
Menurut Asep, kebersihan lingkungan sangat mempengaruhi penyebaran penyakit Kaki gajah ini. Status kesehatan seseorang ditunjang dengan 4 faktor, di antaranya gen, pelayanan kesehatan, perilaku, dan kebersihan lingkungan.
"Dari ke empat faktor itu, nilai yang paling tinggi ialah faktor kebersihan lingkungan. Sehingga agar tidak terjangkit penyakit ini agar tetap memperhatikan kebersihan lingkungan," jelas Asep.
AYO BACA : Cegah Obat Kedaluwarsa, DPRD Tasik Minta Seluruh Puskesmas Dievaluasi