REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Seorang kepala kepolisian sektor atau kapolsek di wilayah hukum Polres Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, bernama Iptu NRB dilaporkan ke polres setempat atas dugaan menghamili seorang gadis berusia 22 tahun inisial IB, namun tidak mau bertanggung jawab.
Koordinator Divisi Pendampingan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Yayasan Sanggar Suara Perempuan (YSSP) SoE, Yundri Kolimon, di konfirmasi dari Kupang, Kamis sore, mengatakan pihaknya bersama keluarga korban telah melaporkan kasus itu ke Polres Timor Tengah Selatan.
"Tadi pagi sekitar jam 09.00 Wita, saya bersama dua kakak korban sudah laporkan kasus ini ke polres," katanya.
Menurut Yundri, oknum kapolsek berinisial NRB itu dilaporkan karena telah memiliki istri dan menghamili seorang gadis berinisial IB di daerah tersebut.
Berdasarkan pengakuan dari IB, diketahui bahwa korban memang berpacaran dengan kapolsek tersebut. "Berdasarkan pengakuan dari IB, pelaku berjanji akan bertanggung jawab dan menikahinya. Tetapi, memasuki usia kehamilan tiga bulan, pelaku meminta agar IB menggugurkan kandungannya, namun IB menolak," ujar Yundri.
NRB pun tetap tidak mau bertanggung jawab, bahkan menghilang tak ada kabar sampai usia kehamilan perempuan yatim piatu itu mencapai delapan bulan.
Baik IB maupun keluarganya kecewa dengan janji dari NRB sehinggamelaporkan kasus itu ke Polres Timor Tengah Selatan untuk tindakan hukum lebih lanjut. "Kita berharap agar laporan ini bisa ditangani dengan sebaik-baiknya. Kasihan dengan IB," tambah Yundri.
Kapolres Timor Tengah Selatan Ajun Komisaris Besar Polisi I Gusti Putu Suka Arsaketika dikonfirmasi membenarkan adanya laporan kasus yang melibatkan kapolsek itu."Iya benar, tadi ada yang melaporkan. Kami akan tindak lanjuti laporan dari warga itu," katanya.