Ahad 13 Nov 2022 07:18 WIB

Aktivis Mahasiswa Sebut Anies Miliki Kemampuan Hadapi Krisis dan Geopolitik Dunia

Anies Baswedan dinilai sebagai aktivis dan intelektual yang tepat pimpin Indonesia

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Anies Baswedan (kiri). Anies Baswedan dinilai sebagai aktivis dan intelektual yang tepat pimpin Indonesia
Foto: Republika/ Wihdan
Ilustrasi Anies Baswedan (kiri). Anies Baswedan dinilai sebagai aktivis dan intelektual yang tepat pimpin Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Anies Rasyid Baswedan  dinilai sebagai  salah satu anak kandung dari pergerakan mahasiswa. Karier aktivis Anies Baswedan dimulai sejak belia. 

Dia pernah menjadi Ketua OSIS Seluruh Indonesia dan Ketua Senat Mahasiswa UGM sekitar 1994 yang pada saat itu mempelopori aksi demonstrasi di Yogyakarta.

Baca Juga

Aksi tersebut merupakan protes terhadap kekuasaan rezim orde baru yang melanggengkan sistem keterbelakangan kediktatoran otoriterianisme militer yang korup dan nepotisme.  

"Sebagai akademisi dan intelektual Anies mampu memecahkan problem sosial-ekonomi dan kebudayaan dengan terus memahami situasi dan kondisi yang terjadi secara langsung di akar rumput," kata aktivis mahasiswa Muhammad Fauzan Irvan, saat berbincang dengan media di Jakarta, Sabtu (13/11/2022).     

 

Anies juga disebutkannya sebagai katalisator dari gerakan restorasi pendidikan yang selama ini mengalami kemunduran dengan ditandai pembentukan gerakan relawan Indonesia Mengajar. 

Program ini mengorientasikan pada wilayah pedesaan dan daerah yang masih tertinggal jauh pemahaman akan pentingnya pendidikan sebagai tumpuan kemajuan suatu bangsa. 

Menurut Fauzan, Indonesia sebagai negara penyumbang PDB terbesar dan populasi umat Muslim terbanyak di dunia tentunya mampu menjadi katalisator kebangkitan negara-negara yang ada di ASEAN. Kepemimpinan politik Indonesia tentunya, kata dia, sangat berpengaruh signifikan bagi Kebangkitan negara ASEAN yang saat ini di perebutkan dan dipertaruhkan poros imperialis baik Amerika Serikat maupun tiongkok beserta sekutunya. 

"Anies secara politik luar negeri tentunya mempunyai modal yang kuat untuk menjalankan peran politik bebas aktif dan tidak memihak pada dua poros Amerika-Tiongkok dengan berbagai macam proposal yang ditawarkan melalui kerja sama multilateralnya di kawasan Indo-pasifik," kata dia.  

Dia menyatakan, Anies sebagai seorang nasionalis mempunyai genealogi pahlawan nasional dari kakeknya juga sebagai negosiator ulung tentunya mempunyai tindakan yang tepat dalam mengkonsolidasikan persoalan geopolitik, seperti dilakukan Bung Karno atas pertentangan dua poros kekuatan politik dunia pada masa lalu.

Baca juga: Mualaf David Iwanto, Masuk Islam Berkat Ceramah-Ceramah Zakir Naik tentang Agama 

Fauzan menilai, kepemimpinan Pemerintah Jokowi merupakan estafeta kepemimpinan politik dari zaman ke zaman. Anies sebagai tokoh restorasi Indonesia tentunya akan melanjutkan legacy pembangunan atas pemerintah sebelumnya dengan semangat restorasi melalui prinsip kebangsaan dan ekonomi berbasis kerakyatan.  

“Saat ini, situasi kondisi republik kita mengalami degradasi yang sangat parah dengan di tandainya tindakan monopoli atas kekuasaan aset oleh segelintir elite,” kata Fauzan yang merupakan mahasiswa Pascasarjana Universitas Inodnesia ini. 

Fauzan menegaskan sosok Anies disebutkannya sebagai manifestasi dari ide besar yang akan menjadi tumpuan kepemimpinan politik gerakan mahasiswa dan intelektual di Republik Indonesia. 

"Anies adalah kemungkinan dari harapan yang bisa mengakomodasi pikiran-pikiran dan gagasan politik maju di Republik Indonesia," ujar dia. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement