REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya mengatakan bahwa belum ada keputusan terkait calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Rasyid Baswedan. Pasalnya, tim kecil antara partainya, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih membahas kriteria dan mekanisme pemilihannya.
"Taarufnya (terkait koalisi) sudah selesai, tinggal nentukan hari bulan baik, progres. Orang boleh punya face, ganteng rupawan, tapi kenyamanan kalahkan itu semua," ujar Willy di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Partai Nasdem, jelas Willy, menyerahkan otoritas pemilihan cawapres kepada Anies. Pihaknya sendiri memiliki tiga kriteria untuk sosok tersebut, yakni daya tarik elektoral, bisa menyolidkan koalisi, dan memiliki kapasitas pemerintahan.
"Kita lihat dinamika bagaimana situasi dan kemudian baru, kita cawapres harap tidak buru-buru. Lihat siapa yang akan jadi kompetitif, itu juga jadi pertimbangan, tapi kami hormati tawaran PKS Aher dan Demokrat Mas AHY dan kami terus diskusikan ke Pak Anies," ujar Willy.
Partai Nasdem sendiri menghargai Partai Demokrat yang mengusulkan Agus Harimurti Yudhoyono dan PKS menawarkan Ahmad Heryawan. Tim kecil disebutnya terus melakukan komunikasi untuk menentukan cawapres Anies.
"Artinya komplimentari tidak kawin paksa, kemistri kebangun, rasionalitas pengusungan tentu cenderung posisi menang. Itu juga buka komunikasi dengan banyak pihak, banyak tokoh figur," ujar Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu.
Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan bahwa bakal koalisi antara partainya, Partai Nasdem, dan PKS belumlah menghasilkan nama capres dan cawapres yang akan diusung. Ketiganya disebut masih membahas mekanisme penentuan pasangan calon tersebut.
Partai Demokrat sendiri memiliki lima kriteria capres dan cawapres yang diusung. Lima kriteria tersebut adalah memiliki integritas, kapabilitas, elektabilitas, chemistry, dan semangat memperjuangkan perubahan dan perbaikan.
"Banyak aspirasi muncul untuk memasangkan dan mengusung Anies-AHY. Karena kedua tokoh ini memang saling melengkapi, dan memberikan efek yang lebih kuat ketika disandingkan sebagai sesama tokoh representasi perubahan," ujar Herzaky.