Rabu 19 Oct 2022 13:55 WIB

Pemerintah Beri Atensi Kesiapsiagaan Bencana di Jawa Bagian Selatan

BNPB telah memetakan risiko bencanan di Jawa bagian selatan dan terus diperbarui

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Tim SAR gabungan mengevakuasi lansia yang rumahnya terjebak banjir bandang di wilayah Kelurahan Kelutan, Kota Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (18/10/2022). Banjir bandang dengan ketinggian air mencapai 175 centimeter tersebut menerjang sedikitnya enam kecamatan di daerah itu sehingga menyebabkan ribuan keluarga mengungsi.
Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko
Tim SAR gabungan mengevakuasi lansia yang rumahnya terjebak banjir bandang di wilayah Kelurahan Kelutan, Kota Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (18/10/2022). Banjir bandang dengan ketinggian air mencapai 175 centimeter tersebut menerjang sedikitnya enam kecamatan di daerah itu sehingga menyebabkan ribuan keluarga mengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Maunia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah saat ini memberikan atensi kesiapsiagaan potensi bencana, terutama di wilayah Jawa bagian selatan. Muhadjir mengatakan wilayah tersebut telah melalui pemetaan risiko bencana, merujuk pada laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diperbarui setiap harinya.

"Mudah-mudahan penanganannya bisa lebih cepat, lebih tepat sehingga tidak terlalu banyak risiko yang terjadi dan risiko bisa ditekan seminim mungkin," ujar Muhadjir di Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Baca Juga

Menurutnya persiapan menghadapi potensi bencana di Indonesia telah dikoordinasikan melalui pihak kementerian dan kelembagaan terkait. Dalam hal ini, Muhadjir mengharapkan adanya laporan setiap harinya dari seluruh kementerian dan lembaga terkait persiapan menghadapi potensi bencana.

"Terutama dari BNPB, Kementerian Sosial, dan Kementerian PUPR, karena tiga itu yang kita harapkan bisa menjadi ujung tombak dalam penanganan terutama pada tahap tanggap bencana," kata dia.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan semua pihak untuk bersiap menghadapi terjangan bencana hidrometeorologi akibat tingginya curah hujan tahunan yang diprakirakan melebihi rata-rata atau melebihi batas normalnya di sebagian wilayah Indonesia. Dwikorita juga menegaskan perlunya kewaspadaan dan kesiagaan terhadap peningkatan potensi kekeringan dan karhutla di beberapa wilayah rawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement