Sabtu 03 Sep 2022 12:24 WIB

Survei KedaiKOPI: Penerimaan Publik pada Presiden Perempuan Alami Peningkatan 

Penerimaan publik pada presiden perempuan naik jadi 55,5 persen dari 34,2 persen.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Direktur Eksekutif KedaiKopi, Kunto Adi Wibowo
Foto: istinewa/doc humas unpad
Direktur Eksekutif KedaiKopi, Kunto Adi Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Lembaga Survei KedaiKOPI melakukan survei opini publik terkait penerimaan terhadap presiden perempuan. Hasilnya, penerimaan publik terhadap presiden perempuan mengalami peningkatan. 

"Kalau kita lihat dari hasil survei KedaiKOPI, kita bulan November pernah tanya pertanyaan yang sama, ternyata naik. Bulan November kemarin 34,2 persen saja yang setuju presiden perempuan, sekarang naik jadi 55,5 persen," kata Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (3/9/2022).

Baca Juga

Namun, survei juga menunjukan bahwa penerimaan presiden perempuan masih lebih rendah dibanding penerimaan publik terhadap anggota legislatif perempuan (76 persen), bupati/wali kota perempuan (70,8 persen), gubernur perempuan (68 persen), dan wakil presiden perempuan (64,7 persen). Penerimaan publik terhadap presiden perempuan semakin bertambah jika dihadapkan pada permasalahan konkret yang dihadapi bangsa. 

"Ketika ditanyakan tentang permasalahan utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, 62,4 persen responden yakin bahwa presiden perempuan mampu mengatasi permasalahan tersebut," kata Kunto. 

Kunto mengatakan, temuan ini menunjukan perempuan dipersepsi memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang merupakan salah satu kualitas penting sebagai pemimpin sebuah negara. Survei juga menanyakan alasan responden tak setuju presiden Indonesia dipimpin oleh perempuan. 

"Ternyata alasan tidak setuju lebih pada stereotipe bahwa laki-laki lebih kompeten, lalu kemudian ada menyalahinya kodrat atau ajaran agama atau budaya 25 persen, yang (menyatakan) kurang tegas 13,9 persen," ucapnya. 

Selain itu survei Lembaga Survei KedaiKOPI menemukan ada enam calon presiden perempuan yang disebutkan oleh pemilih dalam pertanyaan terbuka tentang elektabilitas. Enam nama tersebut diantaranya Puan Maharani (9,6 persen), Megawati Soekarnoputri (0,7 persen), Susi Pudjiastuti (0,6 persen), Khofifah Indar Parawansa (0,6 persen), Tri Rismaharini (0,5 persen), dan Sri Mulyani (0,2 persen). 

"Ketika kami simulasikan lebih lanjut dengan pertanyaan tertutup 19 tokoh, nama-nama capres perempuan memiliki tren penguatan dengan Puan Maharani mendapatkan keterpilihan sebesar 11,3 persen, Susi Pudjiastuti 1,6 persen, Tri Rismaharini 1,4 persen, Khofifah Indar Parawansa dengan 1,3 persen, dan Sri Mulyani Indrawati 0,6 persen," ungkapnya.

Lembaga Survei KedaiKOPI melakukan survei di 34 provinsi di Indonesia pada 3-18 Agustus 2022. Sebanyak 1197 responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ±2,89 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan wawancara secara tatap muka dengan menggunakan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement