REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hasil survei yang dilakukan Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) menunjukkan peningkatan elektabilitas Ketua DPR Puan Maharani. Peningkatan ini dinilai buah dari kerja Puan yang rajin safari politik turun ke daerah.
“Puan elektabilitasnya sudah meningkat cukup pesat dan berada di urutan tertinggi keempat,” kata Peneliti Senior Lembaga Survei KedaiKOPI Ashma Nur Afifah, dalam siaran persnya. KedaiKOPI merilis hasil surveinya di Jakarta, Jumat (9/9/2022).
Dalam pertanyaan terbuka tanpa disertai pilihan nama kepada responden, Puan mendapat pilihan sebesar 9,6 persen. Angka ini menempatkan Puan di posisi ke empat.
Puan hanya kalah dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (26 persen), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (18 persen) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (14,5 persen).
Ketua DPP PDIP ini mengungguli Ridwan Kamil (7,7 persen), Menteri Pariwisata Sandiaga Uno (1,5 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (1,3 persen) dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (1,3 persen).
Selain itu, survei yang dilakukan 3-18 Agustus 2022 itu, juga dilakukan pertanyaan tertutup dengan menyodorkan 19 nama. Dalam metode ini, Puan tetap berada di posisi keempat dengan elektabilitas 11,3 persen.
Ashma pun menilai peningkatan elektabilitas ini terjadi akibat kerja keras Puan yang kerap turun ke bawah untuk safari politik ke desa-desa di berbagai daerah.
Dijelaskannya, mayoritas responden yang memilih Puan kebanyak berasal dari kawasan rural atau pedesaan. “Persetujuan terhadap Puan Maharani lebih banyak di daerah lural dibanding urban,” jelas Ashma.
Berdasarkan survei KedaiKopi, sebanyak 54,0 persen warga pedesaan mengaku senang dengan sosok Puan. Sementara untuk warga perkotaan yang senang Puan, angkanya lebih kecil yakni 46,4 persen. “Responden yang senang dengan sosok Puan menilai Bu Puan tegas dan berani, cerdas, serta kompeten,” kata Ashma.
Pendiri lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio juga menilai elektabilitas Puan Maharani murni meningkat karena kerja kerasnya sebagai anggota DPR. Sebab, ia menilai Puan selama ini belum mencuri start untuk melakukan kampanye atau pencitraan guna menghadapi Pilpres 2024.
Hal itu berbeda dengan rekan separtainya Ganjar Pranowo yang dianggap sudah melakukan berbagai pencitraan untuk meningkatkan elektabilitas pribadi. “Puan Maharani tegak lurus dengan partai karena dia tahu keputusan untuk menentukan calon presiden ada di tangan Bu Megawati (Ketua Umum PDIP). Jadi dia kerja aja tuh jadi anggota DPR, sehingga agak tertinggal elektabilitasnya meskipun sudah ada peningkatan,” kata Hendri.