REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam surveinya menunjukkan bahwa, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) harus bekerja keras agar partainya bisa lolos parlemen pada 2024 mendatang. Sebab, pemilih stabil PPP hanya 56,7 persen.
Menanggapi itu, Sekjen PPP Arwani Thomafi memastikan partainya akan bekerja keras agar partai berlambang Ka'bah itu tetap lolos ke Senayan.
"Kami terus bekerja," kata Arwani kepada Republika, Jumat (2/9/2022).
Sementara itu Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi mengungkapkan sejak era reformasi, identitas partai termasuk PPP memang mengalami penurunan. PPP menyadari hal tersebut merupakan tantangan bagi partainya ke depan.
"Karena itulah kami memperluas jangkauan pemilih supaya PPP ini bisa tetap eksis di perpolitikan di DPR khususnya di parlemen Indonesia. Diantaranya selain memberikan ideologisasi terhadap kader partai, juga kita mendekati generasi baru untuk bisa dirangkul oleh PPP," ujar Baidowi kepada Republika, Jumat (2/9/2022).
Terkait pemilih mengambang (swing voters) PPP, Baidowi enggan menjawab saat dikaitkan dengan ramainya pernyataan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa terkait amplop kiai yang belum lama ini ramai disoroti publik. Ia berdalih, swing voters PPP memang sudah ada sejak dulu.
"Saya kira kalau soal swing voters PPP dari dulu memang begitu. Setiap pemilu bahkan setiap pemilu kita tidak lolos survei. Tapi nyatanya PPP lolos parlemen," ujarnya.
Pendiri SMRC, Saiful Mujani menyebutkan, bahwa PAN dan PPP terancam tidak lolos ke parlemen lantaran tidak mampu memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold) dalam Pemilu 2024. Penyebabnya, pemilih PAN dan PPP kemungkinan ditarik oleh partai lain.
"Yang paling mengkhawatirkan tidak masuk ke Senayan pada 2024, jika tidak ada kerja ekstra keras adalah PAN dan PPP" kata Saiful dalam Program Bedah Politik bertajuk "Pergeseran Pemilih Partai Menjelang Pemilu 2024" yang disiarkan di kanal YouTube SMRC TV, dipantau dari Jakarta, Kamis (1/9/2022).