Selasa 30 Aug 2022 06:15 WIB

Gaduh Musda Jatim Dituding Penyebab Elektabilitas Demokrat Merosot

Elektabilitas Demokrat hanya sekitar 6,8 persen.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Bendera Partai Demokrat.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Bendera Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Survei yang diselenggarakan Surabaya Survei Center (SSC) menunjukkan terjadinya penurunan elektabilitas Partai Demokrat di Jatim. Peneliti Senior SSC, Surokim Abdussalam menjelaskan, elektabilitas Demokrat hanya sekitar 6,8 persen. 

Surokim menyebut, merosotnya elektabilitas Demokrat dipicu gaduh Musda Demokrat Jatim, yang kemudian disusul mundurnya menantu mantan Gubernur Jatim Soekarwo, yakni Bayu Airlangga. "Jelas pengaruh Musda yang ramai-ramainya kemarin. Mundurnya Mas Bayu juga membuat internal Demokrat ini goyah," kata Surokim usai rilis survei SSC di Surabaya, Senin (29/8/2022). 

Baca Juga

Menurut Surokim, mundurnya Bayu memberi pengaruh besar cukup besar terhadap merosotnya elektabilitas Demokrat. Hal itu tiada lain karena mundurnya Bayu juga diikuti para pendukung loyalnya. Surokim melanjutkan, mundurnya Bayu cukup memberi pengaruh karena merupakan salah satu kader potensial di Demokrat.

"Mas Bayu kan ya tokoh dengan di belakangnya ada Pakde Karwo. Gerbong kepindahan kader Demokrat ke Golkar itu juga harus diselesaikan Demokrat kalau tidak ingin kehilangan ceruknya," ujarnya. 

Surokim menyebut, merosotnya suara Demokrat justru bisa dimanfaatkan Golkar. Apalagi setelah Bayu bergabung, yang kemungkinan diikuti loyalitasnya. Menurutnya, jika peluang ini bisa dikelola dengan baik, potensi Golkar menyalip dan menjauh dari Demokrat sangat besar.

"Selain faktor Bayu di Golkar sehingga Golkar dapat mentahan Demokrat, ada juga faktor Pak Sarmuji (ketua DPD Golkar Jatim) yang tipikal pemimpin nggak suka gaduh. Lempeng-lempeng saja, saya kira untuk partai tengah itu positif," ujarnya.

Terkait permasalahan di tubuh Demokrat, lanjut Surokim, menjadi tugas berat yang diemban oleh Emil Dardak sebagai ketua DPD Demokrat Jatim. Dengan sisa waktu satu tahun enam bulan menjelang Pileg 2024, Emil harus bisa menghilangkan egonya untuk suara Demokrat. 

"Ini pertaruhan Mas Emil bagaimana mengkonsolidasikan internal Demokrat, apa bisa mulus atau tidak. Kalau Mas Emil bisa konsolidasi dengan baik, dan merangkul faksi bersebrangan, hasilnya akan baik," kata Surokim.

Survei SSC ini dilaksanakan mulai 1 hingga 10 Agustus 2022 di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Sebanyak 1.200 responden dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Berikut elektabilitas partai politik di Jawa Timur berdasarkan hasil survei SSC:

 

1. PDIP 27,2 persen

2. PKB 19,0 persen

3. Gerindra 11,0 persen

4. Golkar 6,8 persen

5. Demokrat 6,8 persen

6. NasDem 3,5 persen

7. PKS 3,4 persen

8. PPP 3,1 persen

9. PAN 2,2 persen

10. Perindo 1,5 persen

11. PSI 0,3 persen

12. Tidak tahu atau tidak menjawab 14,3 persen

Baca juga : Usai Blokir 84 Entitas Ilegal, OJK Perkuat Keamanan Ekonomi Digital

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement